Domestic Violence
Selama ini berita kriminal televisi selalu menyajikan kekerasan domestik dengan wanita sebagai korban. Wanita dari berbagai strata dan latar belakang pendidikan, mulai dari pembantu sampai artis terkenal seperti Ayu Azhari atau Nur Afni Octavia. Tampilan wajah yang lebam, penuh isak tangis bahkan histeris hingga mengundang rasa iba.
Satu tanya masih menggantung di benak saya saat ini. Kenapa wanita selalu menjadi titik sentral perhatian ketika kekerasan domestik terjadi? Sampai-sampai Ayu Utami menjadikan itu sebagai alasan ketimpangan gender. Mungkin karena ketidakberdayaan wanita untuk meredam kekerasan, sedang pria dianugerahi kekuatan untuk melindungi diri dan meredam kekerasan yang diarahkan kepadanya? Bisa jadi...
Paham patriarki yang katanya memberikan supremasi hukum akan dominasi pria terhadap wanita juga dianggap pemicu kekerasan domestik terhadap wanita. Mungkin ada benarnya, tapi kalau kita bandingkan dengan Korea yang sangat memegang kuat paham ini dan menengok data yang dirilis Korea Men's Hot Line, dikatakan bahwa dari 1.142 pria yang mengadu, sekitar 30% mengalami penganiayaan fisik dan sebanyak 70% dianiaya secara verbal oleh istri mereka. Jadi jangan salah, kekerasan domestik tidak hanya dialami oleh wanita saja.
(Mau tau apa komentar teman (cewek) saya dari Malaysia tentang postingan ini? Woww...cewek Korea memang hebat!!! ~~~)
Wednesday, July 21, 2004
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment