Believe
Believe in yourself...
..in the power you have..
..to control your own life, day by day..
Believe in the strength...
..that you have deep inside..
..and your faith will help, show you the way..
Believe in tomorrow...
..and what it will bring..
..let a hopeful heart, carry you through..
For things will work out, if you trust and believe...
There's no limit to what you can do...
[Happy New Year 2005...to you, whoever and whereever you are...~~]
Friday, December 31, 2004
Thursday, December 30, 2004
Indonesia Help
Indonesia Help
Click here for updated info on Aceh and North Sumatera. Spread this link as many times as possible. If you felt that there's nothing you can do for our brothers and sisters there (I do), at least you can help spread this link.
Thursday, December 23, 2004
Ibuku, Tangguh!
Ibuku, Tangguh!
Pernah suatu sore, ibu pulang dengan tapak kaki berdarah. "Tertusuk kerikil," terangnya. Setelah perjalanan panjang yang melelahkan semenjak pagi, wanita yang kasihnya tak terbilang nilai itu mengakhirinya dengan sedikit ringisan, "Tidak apa, cuma luka kecil kok", tenang ibu.
Padahal, baru dua hari lalu beberapa orang warga yang tak satu pun saya mengenalnya membopong ibu dalam keadaan pingsan. Ternyata ibu kelelahan hingga tak kuat lagi berjalan. Bermil-mil ia mengetuk pintu ke pintu rumah orang yang tak dikenalnya untuk menawarkan jasa mengajar baca tulis Al-Qur'an bagi penghuni rumah. Tak jarang suara hampa yang ia dapatkan dari dalam rumah, sesekali penolakan, dan tak
terbilang kata, "Maaf, kami belum butuh guru mengaji". Tapi ibu tetap
tersenyum.
Sejak perceraiannya dengan ayah, ibu yang menanggung semua nafkah lima anaknya. Pagi ia berjualan nasi dan ketupat bermodalkan sedikit keterampilan memasak yang ia peroleh selagi muda dulu. Menjelang siang ia memulai menyusuri jalan yang hingga kini takkan pernah bisa ku ukur, menawarkan jasa dan keahliannya mengajar baca tulis Al-Qur'an. Selepas isya' kami ke lima anaknya menunggu setia kepulangan ibu di pinggir jalan.
Sempat saya bertanya dalam hati, lelahkah ia?
Biasanya kami berebut untuk menjadi tukang pijat ibu, saya di kepala, abang di kaki, sementara kedua tangan ibu dikeroyok adik-adik. Kecuali si cantik bungsu, usianya kurang dari empat tahun kala itu. Bukannya ibu yang tertidur pulas, justru kami yang terlelap satu persatu terbuai indahnya nasihat lewat tutur cerita ibu.
Tengah malam saya terbangun, melihat ibu masih duduk bersimpuh di sajadahnya. Ia menangis sambil menyebut nama kami satu persatu agar Allah membimbing dan menjaga kami hingga menjadi orang yang senantiasa membuat ibu tersenyum bangga pernah melahirkannya. Saya ternganga sekejap untuk kemudian terlelap kembali hingga menjelang subuh ia membangunkan kami.
Selepas subuh, wanita yang ketulusannya hanya mampu dibalas oleh Allah itu meneruskan pekerjaanya menyiapkan dagangan. Sementara kami membantu ala kadarnya. Tak pernah saya melihat ia mengeluh meski teramat sudah peluhnya.
Satu tanyaku kala itu, kapan ia terlelap?
Pagi hari di sela kesibukannya melayani pembeli, ia juga harus menyiapkan pakaian anak-anak untuk ke sekolah. Sabar ia meladeni teriakan silih berganti dari kami yang minta pelayanannya. Wanita yang namanya diagungkan Rasulullah itu, tak pernah marah atau kesal. Sebaliknya dengan segenap cinta yang dimilikinya ia berujar, "Abang sudah besar, bantu ibu ya".
Ingin sekali kutanyakan, pernahkah ia berkesah?
***
Kini, setelah berpuluh tahun ia lakukan semua itu, setelah jutaan mil jalan yang ia susuri, bertampuk-tampuk doa dan selaut tangisnya di hadapan Allah, saya tak pernah, dan takkan pernah bertanya apakah ia begitu lelah. Karena saya teramat tahu, Ibuku tangguh!
Bayu Gautama
Happy Mother's Day, Mom
Publikasi Eramuslim 23/12/2004 08:48 WIB
[Bunda, rasanya tak ada kata yang pantas untuk melukiskan besarnya pengorbanan yang kau berikan untuk kami...~~]
Pernah suatu sore, ibu pulang dengan tapak kaki berdarah. "Tertusuk kerikil," terangnya. Setelah perjalanan panjang yang melelahkan semenjak pagi, wanita yang kasihnya tak terbilang nilai itu mengakhirinya dengan sedikit ringisan, "Tidak apa, cuma luka kecil kok", tenang ibu.
Padahal, baru dua hari lalu beberapa orang warga yang tak satu pun saya mengenalnya membopong ibu dalam keadaan pingsan. Ternyata ibu kelelahan hingga tak kuat lagi berjalan. Bermil-mil ia mengetuk pintu ke pintu rumah orang yang tak dikenalnya untuk menawarkan jasa mengajar baca tulis Al-Qur'an bagi penghuni rumah. Tak jarang suara hampa yang ia dapatkan dari dalam rumah, sesekali penolakan, dan tak
terbilang kata, "Maaf, kami belum butuh guru mengaji". Tapi ibu tetap
tersenyum.
Sejak perceraiannya dengan ayah, ibu yang menanggung semua nafkah lima anaknya. Pagi ia berjualan nasi dan ketupat bermodalkan sedikit keterampilan memasak yang ia peroleh selagi muda dulu. Menjelang siang ia memulai menyusuri jalan yang hingga kini takkan pernah bisa ku ukur, menawarkan jasa dan keahliannya mengajar baca tulis Al-Qur'an. Selepas isya' kami ke lima anaknya menunggu setia kepulangan ibu di pinggir jalan.
Sempat saya bertanya dalam hati, lelahkah ia?
Biasanya kami berebut untuk menjadi tukang pijat ibu, saya di kepala, abang di kaki, sementara kedua tangan ibu dikeroyok adik-adik. Kecuali si cantik bungsu, usianya kurang dari empat tahun kala itu. Bukannya ibu yang tertidur pulas, justru kami yang terlelap satu persatu terbuai indahnya nasihat lewat tutur cerita ibu.
Tengah malam saya terbangun, melihat ibu masih duduk bersimpuh di sajadahnya. Ia menangis sambil menyebut nama kami satu persatu agar Allah membimbing dan menjaga kami hingga menjadi orang yang senantiasa membuat ibu tersenyum bangga pernah melahirkannya. Saya ternganga sekejap untuk kemudian terlelap kembali hingga menjelang subuh ia membangunkan kami.
Selepas subuh, wanita yang ketulusannya hanya mampu dibalas oleh Allah itu meneruskan pekerjaanya menyiapkan dagangan. Sementara kami membantu ala kadarnya. Tak pernah saya melihat ia mengeluh meski teramat sudah peluhnya.
Satu tanyaku kala itu, kapan ia terlelap?
Pagi hari di sela kesibukannya melayani pembeli, ia juga harus menyiapkan pakaian anak-anak untuk ke sekolah. Sabar ia meladeni teriakan silih berganti dari kami yang minta pelayanannya. Wanita yang namanya diagungkan Rasulullah itu, tak pernah marah atau kesal. Sebaliknya dengan segenap cinta yang dimilikinya ia berujar, "Abang sudah besar, bantu ibu ya".
Ingin sekali kutanyakan, pernahkah ia berkesah?
***
Kini, setelah berpuluh tahun ia lakukan semua itu, setelah jutaan mil jalan yang ia susuri, bertampuk-tampuk doa dan selaut tangisnya di hadapan Allah, saya tak pernah, dan takkan pernah bertanya apakah ia begitu lelah. Karena saya teramat tahu, Ibuku tangguh!
Bayu Gautama
Happy Mother's Day, Mom
Publikasi Eramuslim 23/12/2004 08:48 WIB
[Bunda, rasanya tak ada kata yang pantas untuk melukiskan besarnya pengorbanan yang kau berikan untuk kami...~~]
Monday, December 20, 2004
.........
.........
내 마음에...
들어오지 마세요...
~ 신부수업 ~
[오랜만이에요. 잘 지내고 있죠? 난....잘 지내요. 언제 인도네시아에 갈 지 모르겠는데. 아마, 한 학기 더 학교에 있을거야. 널....너무 보고 싶어... ㅠ.ㅠ]
내 마음에...
들어오지 마세요...
~ 신부수업 ~
[오랜만이에요. 잘 지내고 있죠? 난....잘 지내요. 언제 인도네시아에 갈 지 모르겠는데. 아마, 한 학기 더 학교에 있을거야. 널....너무 보고 싶어... ㅠ.ㅠ]
Thursday, December 09, 2004
'bout Her
'bout Her
My diarest Allie,
I couldn't sleep last night because I know that it's over between us.
I'm not better anymore because I know that what we had was real. And if, in some distant place in the future, we see each other in our new lives, I will smile at you with joy...
One of Noah's 365 letters for Allie
~ The Notebook ~
[Kabar itu aku terima beberapa hari yang lalu. Selamat. Andai aku bisa hadir kelak...~~~]
My diarest Allie,
I couldn't sleep last night because I know that it's over between us.
I'm not better anymore because I know that what we had was real. And if, in some distant place in the future, we see each other in our new lives, I will smile at you with joy...
One of Noah's 365 letters for Allie
~ The Notebook ~
[Kabar itu aku terima beberapa hari yang lalu. Selamat. Andai aku bisa hadir kelak...~~~]
Wednesday, December 08, 2004
Goyah
Goyah
Ajarkan aku...
Melebur dalam gelap tanpa harus lenyap...
Merengkuh rasa takut tanpa perlu surut...
Bangun dari ilusi namun tak memilih pergi...
~ Dee - Supernova ~
[Sampai titik ini, aku mulai goyah. Mengapa pilihan-pilihan sulit itu selalu hadir setiap saat? Ah, sudahlah...apa untungnya mempertanyakan hal yang sudah jelas jawabnya. Salah sendiri memilih hidup, bukankah hidup adalah kumpulan pilihan...~~~]
Ajarkan aku...
Melebur dalam gelap tanpa harus lenyap...
Merengkuh rasa takut tanpa perlu surut...
Bangun dari ilusi namun tak memilih pergi...
~ Dee - Supernova ~
[Sampai titik ini, aku mulai goyah. Mengapa pilihan-pilihan sulit itu selalu hadir setiap saat? Ah, sudahlah...apa untungnya mempertanyakan hal yang sudah jelas jawabnya. Salah sendiri memilih hidup, bukankah hidup adalah kumpulan pilihan...~~~]
Friday, December 03, 2004
'bout a Lie...
'bout a Lie...
Did you ever love me?
Why did you swear eternal love when all you want was excitement?
"Closer"
Did you ever love me?
Why did you swear eternal love when all you want was excitement?
"Closer"
Sunday, November 21, 2004
Love in First Sight
Love in First Sight
Love is an accident...
...waiting to happen.
Desire is a stranger...
...you think you know.
Intimacy is a lie...
...we tell ourselves.
Truth is a game...
...you play to win.
If you believe love in first sight...
...you never stop looking.
"Closer"
[Yeah, that's why I'm still looking for it...~~]
Love is an accident...
...waiting to happen.
Desire is a stranger...
...you think you know.
Intimacy is a lie...
...we tell ourselves.
Truth is a game...
...you play to win.
If you believe love in first sight...
...you never stop looking.
"Closer"
[Yeah, that's why I'm still looking for it...~~]
Friday, November 19, 2004
Dilema
Dilema
Saat ini...
Aku bingung harus memilih yang mana...
Antara mengikuti kata hati atau ikatan moral...
Entahlah...
BK21IH - 20041119
N.B:
Met Lebaran...
Taqobbalallahu minna wa minkum...
Mohon Maaf Lahir dan Bathin...
[Sidang dah kelar... tapi ko' kerjaan makin numpuk ya? hiks... ~]
Saat ini...
Aku bingung harus memilih yang mana...
Antara mengikuti kata hati atau ikatan moral...
Entahlah...
BK21IH - 20041119
N.B:
Met Lebaran...
Taqobbalallahu minna wa minkum...
Mohon Maaf Lahir dan Bathin...
[Sidang dah kelar... tapi ko' kerjaan makin numpuk ya? hiks... ~]
Monday, October 25, 2004
The Battle for Every Last Vote
The Battle for Every Last Vote
Guys, I might ask you one question:
Which's your Vote for US President, Bush or Kerry?
Source: Suzq
[Gettin' crazy here...~~ ]
Guys, I might ask you one question:
Which's your Vote for US President, Bush or Kerry?
Source: Suzq
[Gettin' crazy here...~~ ]
Monday, October 11, 2004
H Minus
H Minus
Di hari H minus kesekian ini, aku perlu tidur. Kekhawatiran akan tibanya masa itu ternyata lebih ampuh dari bercangkir kopi yang biasa menemaniku melewati malam.
Di hari H minus kesekian ini, cukup berikan aku obat tidur yang bisa membuatku larut dalam mimpi. Meski sesaat...
Di hari H minus kesekian ini, aku perlu tidur. Kekhawatiran akan tibanya masa itu ternyata lebih ampuh dari bercangkir kopi yang biasa menemaniku melewati malam.
Di hari H minus kesekian ini, cukup berikan aku obat tidur yang bisa membuatku larut dalam mimpi. Meski sesaat...
Friday, September 17, 2004
Saturday, September 11, 2004
Jikalah Pada Akhirnya...
Jikalah Pada Akhirnya...
Jikalah derita akan menjadi masa lalu pada akhirnya,
Maka mengapa mesti dijalani dengan sepedih rasa,
Sedang ketegaran akan lebih indah dikenang nanti.
Jikalah kesedihan akan menjadi masa lalu pada akhirnya,
Maka mengapa tidak dinikmati saja,
Sedang ratap tangis tak akan mengubah apa-apa.
Jikalah luka dan kecewa akan menjadi masa lalu pada akhirnya,
Maka mengapa mesti dibiarkan meracuni jiwa,
Sedang ketabahan dan kesabaran adalah lebih utama.
Jikalah kebencian dan kemarahan akan menjadi masa lalu pada akhirnya,
Maka mengapa mesti diumbar sepuas jiwa,
Sedang menahan diri adalah lebih berpahala.
Jikalah kesalahan akan menjadi masa lalu pada akhirnya,
Maka mengapa mesti tenggelam di dalamnya,
Sedang taubat itu lebih utama.
Jikalah harta akan menjadi masa lalu pada akhirnya,
Maka mengapa mesti ingin dikukuhi sendiri,
Sedang kedermawanan justru akan melipat gandakannya.
Jikalah kepandaian akan menjadi masa lalu pada akhirnya,
Maka mengapa mesti membusung dada dan membuat kerusakan di dunia,
Sedang dengannya manusia diminta memimpin dunia agar sejahtera.
Jikalah cinta akan menjadi masa lalu pada akhirnya,
Maka mengapa mesti ingin memiliki dan selalu bersama,
Sedang memberi akan lebih banyak menuai arti.
Jikalah bahagia akan menjadi masa lalu pada akhirnya,
Maka mengapa mesti dirasakan sendiri,
Sedang berbagi akan membuatnya lebih bermakna
Jikalah hidup akan menjadi masa lalu pada akhirnya,
Maka mengapa mesti diisi dengan kesia-siaan belaka,
Sedang begitu banyak kebaikan bisa dicipta.
......
[Penggalan tulisan Azimah Rahayu; Ketua FLP Wilayah DKI Jakarta]
Dulu, ketika pertama kali menginjakkan kaki di negeri ini, ketika hati sedang lemah...saya selalu membaca puisi ini. Penuh makna dan selalu menguatkan hati. Dan saat ini, diantara kerinduan yang mendalam dan kehidupan yang kian menjemukan...saya membacanya kembali. Mencoba mencari setetes air pelepas dahaga dan secercah cahaya...menuju titik akhir.
[Tak terasa, perjalanan ini akan berakhir. Tetaplah menunggu... Lima purnama takkan lama... ~~]
Jikalah derita akan menjadi masa lalu pada akhirnya,
Maka mengapa mesti dijalani dengan sepedih rasa,
Sedang ketegaran akan lebih indah dikenang nanti.
Jikalah kesedihan akan menjadi masa lalu pada akhirnya,
Maka mengapa tidak dinikmati saja,
Sedang ratap tangis tak akan mengubah apa-apa.
Jikalah luka dan kecewa akan menjadi masa lalu pada akhirnya,
Maka mengapa mesti dibiarkan meracuni jiwa,
Sedang ketabahan dan kesabaran adalah lebih utama.
Jikalah kebencian dan kemarahan akan menjadi masa lalu pada akhirnya,
Maka mengapa mesti diumbar sepuas jiwa,
Sedang menahan diri adalah lebih berpahala.
Jikalah kesalahan akan menjadi masa lalu pada akhirnya,
Maka mengapa mesti tenggelam di dalamnya,
Sedang taubat itu lebih utama.
Jikalah harta akan menjadi masa lalu pada akhirnya,
Maka mengapa mesti ingin dikukuhi sendiri,
Sedang kedermawanan justru akan melipat gandakannya.
Jikalah kepandaian akan menjadi masa lalu pada akhirnya,
Maka mengapa mesti membusung dada dan membuat kerusakan di dunia,
Sedang dengannya manusia diminta memimpin dunia agar sejahtera.
Jikalah cinta akan menjadi masa lalu pada akhirnya,
Maka mengapa mesti ingin memiliki dan selalu bersama,
Sedang memberi akan lebih banyak menuai arti.
Jikalah bahagia akan menjadi masa lalu pada akhirnya,
Maka mengapa mesti dirasakan sendiri,
Sedang berbagi akan membuatnya lebih bermakna
Jikalah hidup akan menjadi masa lalu pada akhirnya,
Maka mengapa mesti diisi dengan kesia-siaan belaka,
Sedang begitu banyak kebaikan bisa dicipta.
......
[Penggalan tulisan Azimah Rahayu; Ketua FLP Wilayah DKI Jakarta]
Dulu, ketika pertama kali menginjakkan kaki di negeri ini, ketika hati sedang lemah...saya selalu membaca puisi ini. Penuh makna dan selalu menguatkan hati. Dan saat ini, diantara kerinduan yang mendalam dan kehidupan yang kian menjemukan...saya membacanya kembali. Mencoba mencari setetes air pelepas dahaga dan secercah cahaya...menuju titik akhir.
[Tak terasa, perjalanan ini akan berakhir. Tetaplah menunggu... Lima purnama takkan lama... ~~]
Sunday, September 05, 2004
Hati
Hati
Ibarat langit biru...
.......seperti itulah hati...
Ibarat awan putih...
...seperti itulah cinta...
...datang tanpa terduga...
...diam-diam memayungi hati...
...membawa kesejukan...
...dan memberi ketenangan...
Ibarat awan kelabu...
...seperti itulah cinta...
...berubah sekejap mata...
...dalamnya tak terduga...
...entah membawa kebahagian...
...atau angkara...
Ibarat langit biru...
.......seperti itulah hati...
.......seperti itulah hatiku...
[BK 21 - SNU 040905]
Ibarat langit biru...
.......seperti itulah hati...
Ibarat awan putih...
...seperti itulah cinta...
...datang tanpa terduga...
...diam-diam memayungi hati...
...membawa kesejukan...
...dan memberi ketenangan...
Ibarat awan kelabu...
...seperti itulah cinta...
...berubah sekejap mata...
...dalamnya tak terduga...
...entah membawa kebahagian...
...atau angkara...
Ibarat langit biru...
.......seperti itulah hati...
.......seperti itulah hatiku...
[BK 21 - SNU 040905]
Monday, August 30, 2004
Pemimpi
Pemimpi
Ketika seseorang berkata dengan nada mencela,
Teruslah bermimpi...
Penuhi hidupmu dengan mimpi...
Dasar pemimpi!
Dengan senyum, saya jawab,
Saya hidup dengan impian-impian...
Saya memang pemimpi...
Setidaknya saya masih bisa Hidup untuk Bermimpi...
bukan Bermimpi untuk Hidup...
[guys, I'm back... maaf, lagi 'ga bisa blogwalking ~~]
Ketika seseorang berkata dengan nada mencela,
Teruslah bermimpi...
Penuhi hidupmu dengan mimpi...
Dasar pemimpi!
Dengan senyum, saya jawab,
Saya hidup dengan impian-impian...
Saya memang pemimpi...
Setidaknya saya masih bisa Hidup untuk Bermimpi...
bukan Bermimpi untuk Hidup...
[guys, I'm back... maaf, lagi 'ga bisa blogwalking ~~]
Wednesday, August 11, 2004
Ketika 'Keluarga Bahagia' Hanya Sebatas Impian
Ketika 'Keluarga Bahagia' Hanya Sebatas Impian
Kim, seorang ibu rumah tangga dengan tiga anak, akhirnya memutuskan untuk cerai dalam usianya yang 55 tahun. Setelah lebih dari tiga puluh tahun ia mempertahankan pernikahannya yang penuh dengan kekerasan demi anak-anaknya yang masih tumbuh dan kepercayaan yang dianutnya. Tapi akhirnya, jalan itu ia tempuh setelah suaminya memukulnya di hadapan anak-anaknya hingga gendang telinganya pecah.
Menurut sebuah artikel di Koran Korean Herald bulan Juni yang lalu, kasus seperti Kim di atas bukanlah satu-satunya kasus kekerasan domestik dalam rumah tangga, masih banyak Kim-Kim yang lain yang mengalami penderitaan yang sama.
Menurut sebuah data statistik yang dirilis Organization for Economic Cooperation and Development (OECD) baru-baru ini, dapat tergambar betapa buruknya kondisi keluarga di Korea Selatan. Korea Selatan menduduki peringkat kedua dunia dalam hal tingkat perceraian dan peringkat pertama untuk jumlah anak terkecil dalam keluarga. Belum lagi tingginya tingkat pengangguran dan tingkat bunuh diri (The Korea Times, May 6, 2004).
Mengapa kekerasan domestik dalam keluarga bisa terjadi? Salah satunya bermula dari konsep keluarga yang dianut di masyarakat Korea. Konsep keluarga masyarakat Korea banyak dipengaruhi oleh Confucianism, yang memberikan hak dominasi penuh kepada pria dalam rumah tangga. Ada dua hal yang diajarkan Confucianism tentang keluarga yaitu Way of The Three Female Obediences dan Seven Reasons for Expelling a Wife.
Ajaran pertama (Way of The Three Female Obediences) mengharuskan wanita menaati ayahnya ketika muda, menuruti suaminya setelah menikah dan menuruti anak laki-lakinya jika suaminya telah meninggal.
Ajaran kedua (Seven Reasons for Expelling a Wife) memberikan hak kepada suami untuk menceraikan istrinya jika ia tidak melayani mertuanya dengan baik, jika tidak dapat memberikan keturunan, jika terlalu bergairah, jika terlalu pencemburu, jika memiliki penyakit yang tidak dapat disembuhkan, jika terlalu banyak bicara dan jika mencuri.
Dalam masyarakat Korea, jika seorang wanita menikah ia akan datang ke rumah suaminya dan menjadi bagian dari keluarga suaminya. Momen ini merupakan saat-saat yang paling menyedihkan bagi wanita Korea karena secara otomatis namanya akan dihapus dalam daftar keluarga orang tua si istri. Di masa lalu, jika seorang istri dianggap melanggar kriteria istri yang baik menurut ajaran Confucianism maka suami akan mengusir istrinya dan mengirimkannya kembali ke rumah orang tuanya. Pengusiran istri yang sering terjadi di jaman Dinasti Joseon (1392 - 1910) saat ini memang mulai pudar dalam masyarakat Korea Selatan. Tetapi budaya patriarki masih sangat kuat sehingga sampai saat ini masih banyak pria Korea yang menganggap istri mereka sebagai milik mereka.
Bertolak dari sejarah tersebut, tidaklah mengherankan jika kekerasan domestik dalam rumah tangga terus bertahan dan meningkat hingga saat ini, tanpa memandang strata sosial, kesejahteraan dan pendidikan. Meski pun pemerintah telah mengeluarkan undang-undang tentang kekerasan domestik dan perlindungan korban sejak tahun 1998, masyarakat masih menganggap kekerasan domestik sebagai masalah pribadi dan tidak seharusnya orang lain turut campur di dalamnya. Data penahanan orang akibat kekerasan domestik yang dikeluarkan pihak Kepolisian Nasional menunjukkan peningkatan dari tahun ke tahun. Jika tahun 2001 mencapai 15.557 orang, tahun 2002 meningkat menjadi 16.324 orang maka pada tahun 2003 lalu mencapai 17.770 orang.
Tingkat kekerasan dalam rumah tangga sangat tinggi frekuensinya. Setidaknya dalam satu minggu seorang suami memukul istrinya. Bahkan pemukulan tersebut terjadi di awal-awal perkawinan. Berdasarkan survey yang dilakukan oleh Korea Women's Hot Line terhadap 198 wanita yang dianiaya suaminya, sekitar 79% penganiayaan telah dimulai di awal pernikahan dan lebih dari setengahnya (58%) dianiaya dengan senjata yang dapat mematikan.
Tapi jangan salah, kekerasan domestik tidak hanya dialami oleh wanita saja. Korea Men's Hot Line menyatakan bahwa dari 1.142 pria yang mengadu, sekitar 30 % mengalami penganiayaan fisik dan sebanyak 70% dianiaya secara verbal oleh istri mereka. Bedanya adalah pria lebih mampu meredam penganiayaan tersebut dengan kekuatan fisik mereka.
Data statistik di atas menunjukkan bahwa kondisi keluarga di Korea Selatan tidak bisa dikatakan bahagia dan harmonis. Hikmah apa yang bisa kita petik? Salah satunya adalah keharmonisan sebuah keluarga ditentukan oleh semua anggotanya. Masyarakat dan tradisi boleh saja memiliki pengaruh yang kuat terhadap keluarga tetapi suami dan istri memegang kendali penuh atas semua itu. Kendali atas keluarga yang diibaratkan sebagai bahtera kehidupan. Semua memiliki peran untuk menjaga bahtera tetap berlayar ke arah yang benar karena sekali saja salah arah, bukan hanya keluarga dalam arti konkrit yang akan jadi korban tetapi juga makna (keagungan) dari keluarga itu sendiri. Keberhasilan sebuah pernikahan dan keharmonisan sebuah keluarga bergantung bagaimana mereka mengatur dan menjalaninya.
Pernikahan dan rumah tangga memang tidak selamanya membawa kebahagiaan. Karina dalam tulisannnya mengunkapkan bahwa pernikahan bukanlah puncak kebahagian seperti yang diceritakan dalam dongeng anak-anak seperti Cinderella, Snow White, Sleeping Beauty dan Beauty and The Beast, ataupun yang lokal seperti Bawang Merah Bawang Putih. Semua ditutup dengan ...and they live happily ever after.
Lebih jauh ia mengutip artikel yang pernah ditulis Ayu Utami, bahwa pernikahan bukanlah akhir dari semua persoalan hidup seperti yang dipahami masyarakat saat ini. Pernikahan bisa jadi merupakan awal dari persoalan hidup yang baru. Banyak pernikahan yang berjalan penuh kebahagiaan tapi juga tidak sedikit yang penuh pengkhianatan, perselingkuhan, ketidakcocokan bahkan kekerasan domestik. Akhirnya bisa ditebak, perceraian, kadang kematian, jauh dari akhir yang sempurna.
Menikah dan membina sebuah keluarga memerlukan keberanian yang besar. Mungkin tidak salah jika Ayu Utami menolak pernikahan dengan mengatakan pernikahan terlalu sakral untuk dilumuri dengan pengkhianatan, kekerasan dan perceraian. Tapi juga tidak ada salahnya untuk menikah, membina keluarga dan membesarkan anak. Semua ini adalah bagian dari proses sebuah pencapain tujuan, yaitu kebahagian. Kebahagian tidak seperti mie instant yang hanya perlu waktu 5 menit untuk menyeduhnya sebelum disantap.
Saya teringat email seorang sahabat yang saya terima beberapa waktu yang lalu. Ia menuliskan, Kalau saya sih akan memilih menikah saja. Mengapa? Karena saya telah merasakan bahagianya berada dalam kehangatan keluarga (dan juga telah merasakan pahit getirnya tentu saja). Namun, tidak ada kebahagiaan selain bisa ikut menciptakan kebahagiaan dalam keluarga saya nantinya. Selain itu, pernikahan bisa untuk belajar berbagi pikiran, perasaan dan tanggungjawab jika pernikahan dipandang sebagai tempat "belajar".
Tempat belajar untuk bersama-sama menciptakan kebahagian tentunya.
BK 21 International House, June 2004
(Maaf, kalau panjang. Hitung-hitung bayar postingan 2 minggu. Buat Sugar, sorry...tulisan tentang PSK di Korea-nya belum dibuat :P ~~)
Kim, seorang ibu rumah tangga dengan tiga anak, akhirnya memutuskan untuk cerai dalam usianya yang 55 tahun. Setelah lebih dari tiga puluh tahun ia mempertahankan pernikahannya yang penuh dengan kekerasan demi anak-anaknya yang masih tumbuh dan kepercayaan yang dianutnya. Tapi akhirnya, jalan itu ia tempuh setelah suaminya memukulnya di hadapan anak-anaknya hingga gendang telinganya pecah.
Menurut sebuah artikel di Koran Korean Herald bulan Juni yang lalu, kasus seperti Kim di atas bukanlah satu-satunya kasus kekerasan domestik dalam rumah tangga, masih banyak Kim-Kim yang lain yang mengalami penderitaan yang sama.
Menurut sebuah data statistik yang dirilis Organization for Economic Cooperation and Development (OECD) baru-baru ini, dapat tergambar betapa buruknya kondisi keluarga di Korea Selatan. Korea Selatan menduduki peringkat kedua dunia dalam hal tingkat perceraian dan peringkat pertama untuk jumlah anak terkecil dalam keluarga. Belum lagi tingginya tingkat pengangguran dan tingkat bunuh diri (The Korea Times, May 6, 2004).
Mengapa kekerasan domestik dalam keluarga bisa terjadi? Salah satunya bermula dari konsep keluarga yang dianut di masyarakat Korea. Konsep keluarga masyarakat Korea banyak dipengaruhi oleh Confucianism, yang memberikan hak dominasi penuh kepada pria dalam rumah tangga. Ada dua hal yang diajarkan Confucianism tentang keluarga yaitu Way of The Three Female Obediences dan Seven Reasons for Expelling a Wife.
Ajaran pertama (Way of The Three Female Obediences) mengharuskan wanita menaati ayahnya ketika muda, menuruti suaminya setelah menikah dan menuruti anak laki-lakinya jika suaminya telah meninggal.
Ajaran kedua (Seven Reasons for Expelling a Wife) memberikan hak kepada suami untuk menceraikan istrinya jika ia tidak melayani mertuanya dengan baik, jika tidak dapat memberikan keturunan, jika terlalu bergairah, jika terlalu pencemburu, jika memiliki penyakit yang tidak dapat disembuhkan, jika terlalu banyak bicara dan jika mencuri.
Dalam masyarakat Korea, jika seorang wanita menikah ia akan datang ke rumah suaminya dan menjadi bagian dari keluarga suaminya. Momen ini merupakan saat-saat yang paling menyedihkan bagi wanita Korea karena secara otomatis namanya akan dihapus dalam daftar keluarga orang tua si istri. Di masa lalu, jika seorang istri dianggap melanggar kriteria istri yang baik menurut ajaran Confucianism maka suami akan mengusir istrinya dan mengirimkannya kembali ke rumah orang tuanya. Pengusiran istri yang sering terjadi di jaman Dinasti Joseon (1392 - 1910) saat ini memang mulai pudar dalam masyarakat Korea Selatan. Tetapi budaya patriarki masih sangat kuat sehingga sampai saat ini masih banyak pria Korea yang menganggap istri mereka sebagai milik mereka.
Bertolak dari sejarah tersebut, tidaklah mengherankan jika kekerasan domestik dalam rumah tangga terus bertahan dan meningkat hingga saat ini, tanpa memandang strata sosial, kesejahteraan dan pendidikan. Meski pun pemerintah telah mengeluarkan undang-undang tentang kekerasan domestik dan perlindungan korban sejak tahun 1998, masyarakat masih menganggap kekerasan domestik sebagai masalah pribadi dan tidak seharusnya orang lain turut campur di dalamnya. Data penahanan orang akibat kekerasan domestik yang dikeluarkan pihak Kepolisian Nasional menunjukkan peningkatan dari tahun ke tahun. Jika tahun 2001 mencapai 15.557 orang, tahun 2002 meningkat menjadi 16.324 orang maka pada tahun 2003 lalu mencapai 17.770 orang.
Tingkat kekerasan dalam rumah tangga sangat tinggi frekuensinya. Setidaknya dalam satu minggu seorang suami memukul istrinya. Bahkan pemukulan tersebut terjadi di awal-awal perkawinan. Berdasarkan survey yang dilakukan oleh Korea Women's Hot Line terhadap 198 wanita yang dianiaya suaminya, sekitar 79% penganiayaan telah dimulai di awal pernikahan dan lebih dari setengahnya (58%) dianiaya dengan senjata yang dapat mematikan.
Tapi jangan salah, kekerasan domestik tidak hanya dialami oleh wanita saja. Korea Men's Hot Line menyatakan bahwa dari 1.142 pria yang mengadu, sekitar 30 % mengalami penganiayaan fisik dan sebanyak 70% dianiaya secara verbal oleh istri mereka. Bedanya adalah pria lebih mampu meredam penganiayaan tersebut dengan kekuatan fisik mereka.
Data statistik di atas menunjukkan bahwa kondisi keluarga di Korea Selatan tidak bisa dikatakan bahagia dan harmonis. Hikmah apa yang bisa kita petik? Salah satunya adalah keharmonisan sebuah keluarga ditentukan oleh semua anggotanya. Masyarakat dan tradisi boleh saja memiliki pengaruh yang kuat terhadap keluarga tetapi suami dan istri memegang kendali penuh atas semua itu. Kendali atas keluarga yang diibaratkan sebagai bahtera kehidupan. Semua memiliki peran untuk menjaga bahtera tetap berlayar ke arah yang benar karena sekali saja salah arah, bukan hanya keluarga dalam arti konkrit yang akan jadi korban tetapi juga makna (keagungan) dari keluarga itu sendiri. Keberhasilan sebuah pernikahan dan keharmonisan sebuah keluarga bergantung bagaimana mereka mengatur dan menjalaninya.
Pernikahan dan rumah tangga memang tidak selamanya membawa kebahagiaan. Karina dalam tulisannnya mengunkapkan bahwa pernikahan bukanlah puncak kebahagian seperti yang diceritakan dalam dongeng anak-anak seperti Cinderella, Snow White, Sleeping Beauty dan Beauty and The Beast, ataupun yang lokal seperti Bawang Merah Bawang Putih. Semua ditutup dengan ...and they live happily ever after.
Lebih jauh ia mengutip artikel yang pernah ditulis Ayu Utami, bahwa pernikahan bukanlah akhir dari semua persoalan hidup seperti yang dipahami masyarakat saat ini. Pernikahan bisa jadi merupakan awal dari persoalan hidup yang baru. Banyak pernikahan yang berjalan penuh kebahagiaan tapi juga tidak sedikit yang penuh pengkhianatan, perselingkuhan, ketidakcocokan bahkan kekerasan domestik. Akhirnya bisa ditebak, perceraian, kadang kematian, jauh dari akhir yang sempurna.
Menikah dan membina sebuah keluarga memerlukan keberanian yang besar. Mungkin tidak salah jika Ayu Utami menolak pernikahan dengan mengatakan pernikahan terlalu sakral untuk dilumuri dengan pengkhianatan, kekerasan dan perceraian. Tapi juga tidak ada salahnya untuk menikah, membina keluarga dan membesarkan anak. Semua ini adalah bagian dari proses sebuah pencapain tujuan, yaitu kebahagian. Kebahagian tidak seperti mie instant yang hanya perlu waktu 5 menit untuk menyeduhnya sebelum disantap.
Saya teringat email seorang sahabat yang saya terima beberapa waktu yang lalu. Ia menuliskan, Kalau saya sih akan memilih menikah saja. Mengapa? Karena saya telah merasakan bahagianya berada dalam kehangatan keluarga (dan juga telah merasakan pahit getirnya tentu saja). Namun, tidak ada kebahagiaan selain bisa ikut menciptakan kebahagiaan dalam keluarga saya nantinya. Selain itu, pernikahan bisa untuk belajar berbagi pikiran, perasaan dan tanggungjawab jika pernikahan dipandang sebagai tempat "belajar".
Tempat belajar untuk bersama-sama menciptakan kebahagian tentunya.
BK 21 International House, June 2004
(Maaf, kalau panjang. Hitung-hitung bayar postingan 2 minggu. Buat Sugar, sorry...tulisan tentang PSK di Korea-nya belum dibuat :P ~~)
Friday, July 30, 2004
Akhir yang Bahagia
Akhir yang Bahagia
Aku sudah cari bintang baru pakai teropongnya...
Dapat?
Nggak...karena nggak semua bintang mesti ada di langit. Yang di sini sinarnya lebih terang dari yang lain...
Dialog di atas dikutip dari epilog Biarkan Bintang Menari. Seperti halnya film romantis lainnya, sebutlah saja Prince and Me, The Princess Diary, Eurotrip atau The Girl Next Door, atau seperti dongeng sebelum tidur yang sering dibacakan seorang ibu kepada anaknya, film ini juga berakhir dengan bahagia. Kenapa setiap dongeng atau cerita romantis harus selalu berakhir dengan kebahagiaan? Mengajarkan nilai positif bahwa hidup dijalani untuk mencapai kebahagiaan ataukah malah mengajak untuk bermimpi? Entahlah...
Mengapa setiap dongeng atau cerita romantis harus berakhir dengan bahagia dan ditutup dengan impian-impian terwujud? Sebagai pendongeng, saya tidak mempunyai jawabannya. Tapi sebagai seorang pemimpi saya akan berkata Siapa yang ingin bangun di tengah malam dan mendapati langitnya tak berbintang? Siapa yang ingin menjalani cerita hidup tanpa diakhiri kalimat bahagia sampai akhir jaman? Bukan saya, dan yang pasti juga......bukan anda.
*Awal dan akhir dikutip dari Biarkan Bintang Menari...~~~
(Maaf, bukannya malas update, tapi lagi pusing dengan tugas akhir.)
Aku sudah cari bintang baru pakai teropongnya...
Dapat?
Nggak...karena nggak semua bintang mesti ada di langit. Yang di sini sinarnya lebih terang dari yang lain...
Dialog di atas dikutip dari epilog Biarkan Bintang Menari. Seperti halnya film romantis lainnya, sebutlah saja Prince and Me, The Princess Diary, Eurotrip atau The Girl Next Door, atau seperti dongeng sebelum tidur yang sering dibacakan seorang ibu kepada anaknya, film ini juga berakhir dengan bahagia. Kenapa setiap dongeng atau cerita romantis harus selalu berakhir dengan kebahagiaan? Mengajarkan nilai positif bahwa hidup dijalani untuk mencapai kebahagiaan ataukah malah mengajak untuk bermimpi? Entahlah...
Mengapa setiap dongeng atau cerita romantis harus berakhir dengan bahagia dan ditutup dengan impian-impian terwujud? Sebagai pendongeng, saya tidak mempunyai jawabannya. Tapi sebagai seorang pemimpi saya akan berkata Siapa yang ingin bangun di tengah malam dan mendapati langitnya tak berbintang? Siapa yang ingin menjalani cerita hidup tanpa diakhiri kalimat bahagia sampai akhir jaman? Bukan saya, dan yang pasti juga......bukan anda.
*Awal dan akhir dikutip dari Biarkan Bintang Menari...~~~
(Maaf, bukannya malas update, tapi lagi pusing dengan tugas akhir.)
Wednesday, July 21, 2004
Domestic Violence
Domestic Violence
Selama ini berita kriminal televisi selalu menyajikan kekerasan domestik dengan wanita sebagai korban. Wanita dari berbagai strata dan latar belakang pendidikan, mulai dari pembantu sampai artis terkenal seperti Ayu Azhari atau Nur Afni Octavia. Tampilan wajah yang lebam, penuh isak tangis bahkan histeris hingga mengundang rasa iba.
Satu tanya masih menggantung di benak saya saat ini. Kenapa wanita selalu menjadi titik sentral perhatian ketika kekerasan domestik terjadi? Sampai-sampai Ayu Utami menjadikan itu sebagai alasan ketimpangan gender. Mungkin karena ketidakberdayaan wanita untuk meredam kekerasan, sedang pria dianugerahi kekuatan untuk melindungi diri dan meredam kekerasan yang diarahkan kepadanya? Bisa jadi...
Paham patriarki yang katanya memberikan supremasi hukum akan dominasi pria terhadap wanita juga dianggap pemicu kekerasan domestik terhadap wanita. Mungkin ada benarnya, tapi kalau kita bandingkan dengan Korea yang sangat memegang kuat paham ini dan menengok data yang dirilis Korea Men's Hot Line, dikatakan bahwa dari 1.142 pria yang mengadu, sekitar 30% mengalami penganiayaan fisik dan sebanyak 70% dianiaya secara verbal oleh istri mereka. Jadi jangan salah, kekerasan domestik tidak hanya dialami oleh wanita saja.
(Mau tau apa komentar teman (cewek) saya dari Malaysia tentang postingan ini? Woww...cewek Korea memang hebat!!! ~~~)
Selama ini berita kriminal televisi selalu menyajikan kekerasan domestik dengan wanita sebagai korban. Wanita dari berbagai strata dan latar belakang pendidikan, mulai dari pembantu sampai artis terkenal seperti Ayu Azhari atau Nur Afni Octavia. Tampilan wajah yang lebam, penuh isak tangis bahkan histeris hingga mengundang rasa iba.
Satu tanya masih menggantung di benak saya saat ini. Kenapa wanita selalu menjadi titik sentral perhatian ketika kekerasan domestik terjadi? Sampai-sampai Ayu Utami menjadikan itu sebagai alasan ketimpangan gender. Mungkin karena ketidakberdayaan wanita untuk meredam kekerasan, sedang pria dianugerahi kekuatan untuk melindungi diri dan meredam kekerasan yang diarahkan kepadanya? Bisa jadi...
Paham patriarki yang katanya memberikan supremasi hukum akan dominasi pria terhadap wanita juga dianggap pemicu kekerasan domestik terhadap wanita. Mungkin ada benarnya, tapi kalau kita bandingkan dengan Korea yang sangat memegang kuat paham ini dan menengok data yang dirilis Korea Men's Hot Line, dikatakan bahwa dari 1.142 pria yang mengadu, sekitar 30% mengalami penganiayaan fisik dan sebanyak 70% dianiaya secara verbal oleh istri mereka. Jadi jangan salah, kekerasan domestik tidak hanya dialami oleh wanita saja.
(Mau tau apa komentar teman (cewek) saya dari Malaysia tentang postingan ini? Woww...cewek Korea memang hebat!!! ~~~)
Tuesday, July 06, 2004
Pernikahan : Keharusan atau Sebuah Pilihan? (Melajang, Gaya Hidup Baru Wanita Korea)
Pernikahan : Keharusan atau Sebuah Pilihan?
(Melajang, Gaya Hidup Baru Wanita Korea)
Pernikahan. Kata ini yang kerapkali saya temui belakangan ini lewat tulisan di blog, percakapan ringan dengan teman, sindiran rekan kerja yang telah menikah, pertanyaan sekedar lewat dari seorang kenalan hingga percakapan per telepon dengan keluarga di rumah. Terus terang, di usia yang sudah matang dan layak untuk itu, masih ada keraguan untuk menentukan sikap, apakah saya akan menikah sekarang, nanti atau tidak sama sekali. Banyak hal yang harus dipikirkan dan dipertimbangkan sebelum melangkah ke arah sana.
Berbicara tentang pernikahan dan keluarga (di Korea), saya jadi teringat kelas dari salah seorang Professor yang saya ikuti beberapa hari yang lalu. Kuliah tentang Forest Ecology Management and Policy, tapi ternyata melebar ke perubahan makna keluarga di Korea saat ini. Beliau mengatakan bahwa di awal pelaksanaan Program Keluarga Berencana, pemerintah mendorong masyarakat untuk ikut program tersebut, dan hasilnya boleh dikata Korea merupakan salah satu negara yang sukses menekan laju pertumbuhan penduduknya. Keluarga besar tergantikan dengan keluarga inti, mungkin serupa dengan program KB di Indonesia yang berslogan 'Dua Anak Cukup'.
Akibat kebijakan tersebut terjadi komposisi penduduk yang tidak seimbang antara generasi tua dan muda. Jumlah anggota keluarga yang beranggotakan empat orang (ayah, ibu dan dua orang anak) semakin menurun. Saat ini sebagian besar keluarga terdiri dari tiga orang anggota saja, suami, istri dan seorang anak, atau bahkan tanpa anak sama sekali. Bayangkan saja, menurut Organization for Economic Cooperation and Development, Korea menempati peringkat pertama di dunia dalam hal jumlah anak terkecil dalam keluarga. Melihat kondisi tersebut, kini pemerintah mendorong setiap keluarga untuk mempunyai anak. Salah satu upayanya adalah dengan memberikan tunjangan kepada keluarga yang mempunyai anak.
Namun tampaknya, pemerintah harus bekerja lebih keras lagi karena adanya kecenderungan di kalangan generasi muda untuk hidup melajang. Menurut data sensus yang dikeluarkan National Statistical Office Korsel (NSO) proporsi pria lajang berusia 25 - 29 tahun meningkat hampir 2 kali lipat dari 43.3% pada tahun 1970 menjadi 71% di tahun 2000. Sedangkan proporsi pria lajang berusia 30 - 34 tahun sebesar 28.1% di tahun 2000, atau meningkat dari hanya 6.4% di tahun 1970.
Bagaimana dengan proporsi wanita yang belum menikah? Sekitar 40.1% wanita berusia 25 - 29, usia yang lazim bagi wanita Korea untuk menikah, memilih untuk hidup sendiri. Persentase ini meningkat hampir dua kali lipat dari tahun 1990 (22.1%) atau hampir 5 kali lipat dibanding tahun 1970 (1.4%).
Data di atas menunjukkan bahwa dalam tiga dasawarsa yang sama persentase wanita lajang usia yang lazim untuk menikah meningkat lima kali lipat dibanding pria yang hanya meningkat dua kali lipat. Alasan kenapa pria cenderung untuk tetap melajang menurut survey adalah menurunnya kesempatan untuk mendapatkan pekerjaan yang mapan sedangkan bagi wanita memprioritaskan pendidikan dan karir.
Ada lagi alasan yang menyebabkan wanita yang berpendidikan tinggi cenderung untuk memilih karir daripada menikah. Dalam sistem patriarki yang kental yang dianut masyarakat Korea, pria atau suami memiliki dominasi penuh terhadap wanita atau istri. Sekali wanita melangkahkan kakinya menuju gerbang pernikahan maka ia harus dengan rela melepaskan semua keinginannya dan siap untuk menjalankan tugasnya melayani suami dan keluarga sepenuhnya, baik keluarganya sendiri maupun keluarga dari pihak suami (mertua). Sebuah pengorbanan yang sangat besar terutama bagi wanita yang mempunyai karir yang sedang menanjak.
Agaknya trend baru ini sedikit demi sedikit mulai diterima oleh masyarakat Korea. Hal ini bisa dilihat dari begitu digemarinya beberapa serial TV dan film yang mengangkat tema hidup melajang. Film dan sinetron tersebut beberapa tahun terakhir sedikit banyak telah merubah pandangan masyarakat tentang pernikahan ke arah yang lebih moderat. Wanita Korea tidak lagi merasa terpaksa menghadiri blind date yang diatur untuknya kemudian menikah untuk menyenangkan keluarganya dan memenuhi tuntutan norma yang berlaku dalam masyarakat.
Jika saat ini, anda bertanya pada wanita usia 20-an dan awal 30-an tentang pernikahan, mungkin mereka akan mengatakan pernikahan bukanlah lagi sebuah keharusan untuk dijalani tetapi lebih sebagai sebuah pilihan. Saya jadi teringat apa yang pernah ditulis oleh Ayu Utami; Jika hidup melajang lebih nyaman, kenapa harus menikah?
(Melajang, Gaya Hidup Baru Wanita Korea)
Pernikahan. Kata ini yang kerapkali saya temui belakangan ini lewat tulisan di blog, percakapan ringan dengan teman, sindiran rekan kerja yang telah menikah, pertanyaan sekedar lewat dari seorang kenalan hingga percakapan per telepon dengan keluarga di rumah. Terus terang, di usia yang sudah matang dan layak untuk itu, masih ada keraguan untuk menentukan sikap, apakah saya akan menikah sekarang, nanti atau tidak sama sekali. Banyak hal yang harus dipikirkan dan dipertimbangkan sebelum melangkah ke arah sana.
Berbicara tentang pernikahan dan keluarga (di Korea), saya jadi teringat kelas dari salah seorang Professor yang saya ikuti beberapa hari yang lalu. Kuliah tentang Forest Ecology Management and Policy, tapi ternyata melebar ke perubahan makna keluarga di Korea saat ini. Beliau mengatakan bahwa di awal pelaksanaan Program Keluarga Berencana, pemerintah mendorong masyarakat untuk ikut program tersebut, dan hasilnya boleh dikata Korea merupakan salah satu negara yang sukses menekan laju pertumbuhan penduduknya. Keluarga besar tergantikan dengan keluarga inti, mungkin serupa dengan program KB di Indonesia yang berslogan 'Dua Anak Cukup'.
Akibat kebijakan tersebut terjadi komposisi penduduk yang tidak seimbang antara generasi tua dan muda. Jumlah anggota keluarga yang beranggotakan empat orang (ayah, ibu dan dua orang anak) semakin menurun. Saat ini sebagian besar keluarga terdiri dari tiga orang anggota saja, suami, istri dan seorang anak, atau bahkan tanpa anak sama sekali. Bayangkan saja, menurut Organization for Economic Cooperation and Development, Korea menempati peringkat pertama di dunia dalam hal jumlah anak terkecil dalam keluarga. Melihat kondisi tersebut, kini pemerintah mendorong setiap keluarga untuk mempunyai anak. Salah satu upayanya adalah dengan memberikan tunjangan kepada keluarga yang mempunyai anak.
Namun tampaknya, pemerintah harus bekerja lebih keras lagi karena adanya kecenderungan di kalangan generasi muda untuk hidup melajang. Menurut data sensus yang dikeluarkan National Statistical Office Korsel (NSO) proporsi pria lajang berusia 25 - 29 tahun meningkat hampir 2 kali lipat dari 43.3% pada tahun 1970 menjadi 71% di tahun 2000. Sedangkan proporsi pria lajang berusia 30 - 34 tahun sebesar 28.1% di tahun 2000, atau meningkat dari hanya 6.4% di tahun 1970.
Bagaimana dengan proporsi wanita yang belum menikah? Sekitar 40.1% wanita berusia 25 - 29, usia yang lazim bagi wanita Korea untuk menikah, memilih untuk hidup sendiri. Persentase ini meningkat hampir dua kali lipat dari tahun 1990 (22.1%) atau hampir 5 kali lipat dibanding tahun 1970 (1.4%).
Data di atas menunjukkan bahwa dalam tiga dasawarsa yang sama persentase wanita lajang usia yang lazim untuk menikah meningkat lima kali lipat dibanding pria yang hanya meningkat dua kali lipat. Alasan kenapa pria cenderung untuk tetap melajang menurut survey adalah menurunnya kesempatan untuk mendapatkan pekerjaan yang mapan sedangkan bagi wanita memprioritaskan pendidikan dan karir.
Ada lagi alasan yang menyebabkan wanita yang berpendidikan tinggi cenderung untuk memilih karir daripada menikah. Dalam sistem patriarki yang kental yang dianut masyarakat Korea, pria atau suami memiliki dominasi penuh terhadap wanita atau istri. Sekali wanita melangkahkan kakinya menuju gerbang pernikahan maka ia harus dengan rela melepaskan semua keinginannya dan siap untuk menjalankan tugasnya melayani suami dan keluarga sepenuhnya, baik keluarganya sendiri maupun keluarga dari pihak suami (mertua). Sebuah pengorbanan yang sangat besar terutama bagi wanita yang mempunyai karir yang sedang menanjak.
Agaknya trend baru ini sedikit demi sedikit mulai diterima oleh masyarakat Korea. Hal ini bisa dilihat dari begitu digemarinya beberapa serial TV dan film yang mengangkat tema hidup melajang. Film dan sinetron tersebut beberapa tahun terakhir sedikit banyak telah merubah pandangan masyarakat tentang pernikahan ke arah yang lebih moderat. Wanita Korea tidak lagi merasa terpaksa menghadiri blind date yang diatur untuknya kemudian menikah untuk menyenangkan keluarganya dan memenuhi tuntutan norma yang berlaku dalam masyarakat.
Jika saat ini, anda bertanya pada wanita usia 20-an dan awal 30-an tentang pernikahan, mungkin mereka akan mengatakan pernikahan bukanlah lagi sebuah keharusan untuk dijalani tetapi lebih sebagai sebuah pilihan. Saya jadi teringat apa yang pernah ditulis oleh Ayu Utami; Jika hidup melajang lebih nyaman, kenapa harus menikah?
Thursday, July 01, 2004
Perempuan Pemimpin
Perempuan Pemimpin
Sejumlah tokoh lembaga swadaya masyarakat dan intelektual menolak fatwa sebagian ulama Nahdlatul Ulama yang mengharamkan umat Islam memilih presiden wanita. Rektor Institut Agama Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Azumardi Azra menilai fatwa ulama NU itu menyesatkan. Menurut dia, seharusnya symbol-simbol agama tidak dibawa ke dunia politik karena dikhawatirkan dapat melecehkan agama dan menimbulkan konflik. Fatwa ini juga dinilai sebagai bentuk persaingan antara dua calon wakil presiden dari NU. (Liputan6.com, 6 Juni 2004)
Terlepas dari kontroversinya, berita mengenai fatwa sebagian ulama Nahdlatul Ulama yang mengharamkan umat Islam memilih presiden wanita membangkitkan rasa ingin tahu saya lebih jauh akan kepatutan seorang perempuan menjadi pemimpin.
Perempuan memiliki peranan dalam sejarah negeri ini yang amat menarik untuk ditelusuri. Satu tempat yang menarik perhatian adalah Aceh Darussalam yang banyak melahirkan perempuan pemimpin pada jamannya. Jauh sebelum Kartini memperjuangkan realitas kaumnya, para perempuan Aceh telah memiliki dan mendapat ruang yang luas untuk mengembangkan diri di berbagai bidang, semisal politik, sosial serta agama.
Tengoklah Ratu Nihrasiyah yang memegang pemerintahan di Kerajaan Samudra Pasai pada tahun 1400 sampai 1428. Atau juga seorang perempuan bernama Laksamana Malahayati, Kepala Barisan Pengawal Istana Panglima Rahasia dan Panglima Protokol Pemerintah dari Sultan Saidil Mukammil Alauddin Riayat Syah IV. Ia memimpin armada yang sebagian prajuritnya terdiri dari janda-janda (inong bale) pahlawan yang tewas, untuk melawan kapal-kapal dan benteng-benteng Belanda. Sampai-sampai penulis Belanda Marie van Zuchtelen dalam bukunya Vrouwelijke Admiral Malahayati menyebutkan bahwa armada ini terdiri dari sekitar 2.000 prajurit perempuan yang gagah, tangkas dan berani.
Masih ada lagi cerita pembebasan Iskandar Muda oleh dua orang pimpinan perempuan, yaitu Laksamana Leurah Ganti dan Laksamana Muda Tjut Meurah Inseuen bersama Resimen Pengawal Istananya (Suke Kaway Istana) yang terdiri dari Si Pai Inong (prajurit-prajurit perempuan). Bahkan, Aceh pernah dipimpin oleh empat ratu (sultanah) berturut-turut selama 60 tahun (1641 - 1699), yaitu Sri Ratu Tajul Alam Safiatuddin Syah, Sri Ratu Nur Alam Nakiatuddin Syah, Sri Ratu Inayat Syah Zakiatuddin Syah dan Sri Ratu Kumala Syah.
Sampai pada kisah Ratu Kumala Syah, diceritakan bahwa Syarif Hasyim, salah seorang dari kaum Wujudiah yang menentang adanya sultan perempuan, menikahi sang ratu untuk mempercepat kejatuhannya. Sementara itu, kaum Wujudiah terus menerus mengadu kepada Syarif Mekkah hingga datangnya surat Mufti Mekkah yang menegaskan ketidaksetujuannya perempuan menjadi Sultanah Aceh. Dan akhirnya, Ratu Kumala dimaksulkan dari tahta dan diganti suaminya, Syarif Hasyim. Dari kisah ini, tiba-tiba saya membayangkan Ratu Kumala sebagai Megawati Soekarno Putri sedang Syarif Hasyim dan kaum Wujudiah sebagai...... Ah, itu hanya pikiran nakal saya saja.
Seketat itukah Islam meniadakan kesempatan perempuan untuk menjadi pemimpin, presiden atau ratu? Rasanya fatwa yang dikeluarkan oleh NU di negara Indonesia yang masih menganut paham sekuler menjadi sesutu yang aneh, jika dibandingkan dengan Aceh Darussalam yang jelas-jelas mengambil Islam sebagai dasar pemerintahan tetapi masih memberi ruang yang luas bagi perempuan untuk mengambil peran, tidak terkecuali sebagai pemimpin atau sultanah.
Bagi saya, siapa pun pemimpin itu, perempuan atau laki-laki tanpa terkecuali, selama ia bisa membawa kemaslahatan untuk orang banyak kenapa tidak dipilih? Seperti pernyataan seorang ulama klasik Ibn al-Qayyim al-Jawzi: Politik, (yang direstui Islam), adalah yang benar-benar mendatangkan kemaslahatan bagi manusia dan menjauhkan kerusakan dari mereka, sekalipun ia tidak dilakukan oleh Nabi SAW dan tidak diturunkan dalam teks-teks wahyu.
Hanya saja, saat ini amatlah sulit untuk menemukan seorang perempuan pemimpin dibanding pemimpin perempuan yang bisa dikendalikan oleh siapa saja.
------------
Catatan: Saya bukan pendukung Mega!!!
(Besok hari ketujuh blogspot menghilang di sini. Doneeh juga error. Akhirnya dengan berat hati pindah ke yang lain........ ~~)
Sejumlah tokoh lembaga swadaya masyarakat dan intelektual menolak fatwa sebagian ulama Nahdlatul Ulama yang mengharamkan umat Islam memilih presiden wanita. Rektor Institut Agama Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Azumardi Azra menilai fatwa ulama NU itu menyesatkan. Menurut dia, seharusnya symbol-simbol agama tidak dibawa ke dunia politik karena dikhawatirkan dapat melecehkan agama dan menimbulkan konflik. Fatwa ini juga dinilai sebagai bentuk persaingan antara dua calon wakil presiden dari NU. (Liputan6.com, 6 Juni 2004)
Terlepas dari kontroversinya, berita mengenai fatwa sebagian ulama Nahdlatul Ulama yang mengharamkan umat Islam memilih presiden wanita membangkitkan rasa ingin tahu saya lebih jauh akan kepatutan seorang perempuan menjadi pemimpin.
Perempuan memiliki peranan dalam sejarah negeri ini yang amat menarik untuk ditelusuri. Satu tempat yang menarik perhatian adalah Aceh Darussalam yang banyak melahirkan perempuan pemimpin pada jamannya. Jauh sebelum Kartini memperjuangkan realitas kaumnya, para perempuan Aceh telah memiliki dan mendapat ruang yang luas untuk mengembangkan diri di berbagai bidang, semisal politik, sosial serta agama.
Tengoklah Ratu Nihrasiyah yang memegang pemerintahan di Kerajaan Samudra Pasai pada tahun 1400 sampai 1428. Atau juga seorang perempuan bernama Laksamana Malahayati, Kepala Barisan Pengawal Istana Panglima Rahasia dan Panglima Protokol Pemerintah dari Sultan Saidil Mukammil Alauddin Riayat Syah IV. Ia memimpin armada yang sebagian prajuritnya terdiri dari janda-janda (inong bale) pahlawan yang tewas, untuk melawan kapal-kapal dan benteng-benteng Belanda. Sampai-sampai penulis Belanda Marie van Zuchtelen dalam bukunya Vrouwelijke Admiral Malahayati menyebutkan bahwa armada ini terdiri dari sekitar 2.000 prajurit perempuan yang gagah, tangkas dan berani.
Masih ada lagi cerita pembebasan Iskandar Muda oleh dua orang pimpinan perempuan, yaitu Laksamana Leurah Ganti dan Laksamana Muda Tjut Meurah Inseuen bersama Resimen Pengawal Istananya (Suke Kaway Istana) yang terdiri dari Si Pai Inong (prajurit-prajurit perempuan). Bahkan, Aceh pernah dipimpin oleh empat ratu (sultanah) berturut-turut selama 60 tahun (1641 - 1699), yaitu Sri Ratu Tajul Alam Safiatuddin Syah, Sri Ratu Nur Alam Nakiatuddin Syah, Sri Ratu Inayat Syah Zakiatuddin Syah dan Sri Ratu Kumala Syah.
Sampai pada kisah Ratu Kumala Syah, diceritakan bahwa Syarif Hasyim, salah seorang dari kaum Wujudiah yang menentang adanya sultan perempuan, menikahi sang ratu untuk mempercepat kejatuhannya. Sementara itu, kaum Wujudiah terus menerus mengadu kepada Syarif Mekkah hingga datangnya surat Mufti Mekkah yang menegaskan ketidaksetujuannya perempuan menjadi Sultanah Aceh. Dan akhirnya, Ratu Kumala dimaksulkan dari tahta dan diganti suaminya, Syarif Hasyim. Dari kisah ini, tiba-tiba saya membayangkan Ratu Kumala sebagai Megawati Soekarno Putri sedang Syarif Hasyim dan kaum Wujudiah sebagai...... Ah, itu hanya pikiran nakal saya saja.
Seketat itukah Islam meniadakan kesempatan perempuan untuk menjadi pemimpin, presiden atau ratu? Rasanya fatwa yang dikeluarkan oleh NU di negara Indonesia yang masih menganut paham sekuler menjadi sesutu yang aneh, jika dibandingkan dengan Aceh Darussalam yang jelas-jelas mengambil Islam sebagai dasar pemerintahan tetapi masih memberi ruang yang luas bagi perempuan untuk mengambil peran, tidak terkecuali sebagai pemimpin atau sultanah.
Bagi saya, siapa pun pemimpin itu, perempuan atau laki-laki tanpa terkecuali, selama ia bisa membawa kemaslahatan untuk orang banyak kenapa tidak dipilih? Seperti pernyataan seorang ulama klasik Ibn al-Qayyim al-Jawzi: Politik, (yang direstui Islam), adalah yang benar-benar mendatangkan kemaslahatan bagi manusia dan menjauhkan kerusakan dari mereka, sekalipun ia tidak dilakukan oleh Nabi SAW dan tidak diturunkan dalam teks-teks wahyu.
Hanya saja, saat ini amatlah sulit untuk menemukan seorang perempuan pemimpin dibanding pemimpin perempuan yang bisa dikendalikan oleh siapa saja.
------------
Catatan: Saya bukan pendukung Mega!!!
(Besok hari ketujuh blogspot menghilang di sini. Doneeh juga error. Akhirnya dengan berat hati pindah ke yang lain........ ~~)
Saturday, June 26, 2004
Kim Sun-il
Kim Sun-il
Awan kelabu masih menggelayut di langit Korea. Tidak hanya karena badai musiman yang datang dari selatan tetapi juga karena salah seorang putra bangsa ini menjadi korban di Irak. Kim Sun-il, seorang penerjemah bagi perusahaan Korea yang mensuplay kebutuhan tentara Amerika di Irak, menjadi orang ketiga yang dieksekusi setelah Paul M. Johnson Jr.
Gundah, kesal dan amarah juga bercampur menjadi satu. Pemerintah Korea dianggap bersalah oleh masyarakat Korea karena pernyataan keras yang dikeluarkan ketika negosiasi pelepasan Kim Sun-il sedang berjalan. Kematian tragis Kim semakin memicu gerakan anti pemerintah dan kebijakannya menyangkut pengiriman pasukan ke Irak.
......
Ah...sudah terlalu banyak kekerasan di muka bumi ini. Entah berapa ribu nyawa lagi yang harus menjadi tumbal bagi sebuah perdamaian.
(Pemerintah Korea sedang mengawasi dan menutup akses ke setiap website yang meng-upload video eksekusi Kim Sun-il. Dan hari ini...hari ketiga blogspot tidak dapat dibuka di sini. Di-block juga kah? Entahlah............~~~)
Awan kelabu masih menggelayut di langit Korea. Tidak hanya karena badai musiman yang datang dari selatan tetapi juga karena salah seorang putra bangsa ini menjadi korban di Irak. Kim Sun-il, seorang penerjemah bagi perusahaan Korea yang mensuplay kebutuhan tentara Amerika di Irak, menjadi orang ketiga yang dieksekusi setelah Paul M. Johnson Jr.
Gundah, kesal dan amarah juga bercampur menjadi satu. Pemerintah Korea dianggap bersalah oleh masyarakat Korea karena pernyataan keras yang dikeluarkan ketika negosiasi pelepasan Kim Sun-il sedang berjalan. Kematian tragis Kim semakin memicu gerakan anti pemerintah dan kebijakannya menyangkut pengiriman pasukan ke Irak.
......
Ah...sudah terlalu banyak kekerasan di muka bumi ini. Entah berapa ribu nyawa lagi yang harus menjadi tumbal bagi sebuah perdamaian.
(Pemerintah Korea sedang mengawasi dan menutup akses ke setiap website yang meng-upload video eksekusi Kim Sun-il. Dan hari ini...hari ketiga blogspot tidak dapat dibuka di sini. Di-block juga kah? Entahlah............~~~)
Wednesday, June 23, 2004
Cinta oh Cinta
Cinta oh Cinta
dikutip dari milist :
Cinta yang agung?
Adalah ketika kamu menitikkan air mata...
Dan masih peduli terhadapnya...
Adalah ketika dia tidak mempedulikanmu...
Dan kamu masih menunggunya dengan setia...
Adalah ketika dia mulai mencintai orang lain...
Dan kamu masih bisa tersenyum...
Sembari berkata "Aku turut berbahagia untukmu"
(Bullshitt..............................!!!)
dikutip dari milist :
Cinta yang agung?
Adalah ketika kamu menitikkan air mata...
Dan masih peduli terhadapnya...
Adalah ketika dia tidak mempedulikanmu...
Dan kamu masih menunggunya dengan setia...
Adalah ketika dia mulai mencintai orang lain...
Dan kamu masih bisa tersenyum...
Sembari berkata "Aku turut berbahagia untukmu"
(Bullshitt..............................!!!)
Friday, June 18, 2004
............
............
And in my eyes....
I see no one else but you
There's no other love like our love
And yes...
Oh yes, I'll always want you near me
I've waited for you for so long...
Kenny Rogers
(sorry, lagi bantuin PPLN ngelipat kertas suara... nasib... nasib... hikss~~)
Sunday, June 13, 2004
............
............
Ada banyak macam ciuman...
...hangat dan romantis...
...ringan dan menggelitik...
...panas dan bergairah...
dan jenis-jenis lain yang terlalu banyak untuk disebutkan.
Tapi...
daripada hanya duduk dan menulis hal tersebut...
lebih baik aku berlatih dengan wanita yang kucintai...
Jika beruntung...
akan makan waktu bertahun-tahun untuk mencoba semuanya...
CG ~ Hq
(abis ujian kamis ini, baru bisa posting yang seru-seru... masih error... hiks!)
Tuesday, June 08, 2004
Even Now
Even Now
Even now when I have come so far...
I wonder where you are...
I wonder why it's still so hard without you...
......
Barry Manilow
Even now when I have come so far...
I wonder where you are...
I wonder why it's still so hard without you...
......
Barry Manilow
Thursday, June 03, 2004
Cantik vs Pintar
Cantik vs Pintar
Pendapat cowok tentang cewek pintar dan cewek idiot.
Cewek Pintar : wow, hebat banget tuh cewek...!
Cewek Idiot : tapi, setidaknya dia cantik kan...?
(dikutip dari joke postingan seseorang di milist)
Seorang teman menanyakan satu hal kepada saya:
'Kenapa wanita lebih mendahulukan kecantikan dibanding kepintaran?'
Ada yang bisa bantu?
Pendapat cowok tentang cewek pintar dan cewek idiot.
Cewek Pintar : wow, hebat banget tuh cewek...!
Cewek Idiot : tapi, setidaknya dia cantik kan...?
(dikutip dari joke postingan seseorang di milist)
Seorang teman menanyakan satu hal kepada saya:
'Kenapa wanita lebih mendahulukan kecantikan dibanding kepintaran?'
Ada yang bisa bantu?
Tuesday, June 01, 2004
Making a Cinderella in 100 Days
Making a Cinderella in 100 Days
Judul yang atraktif dan membuat penasaran bukan? Ini adalah judul artikel yang muncul saat saya menggunakan mesin pencari di sebuah situs berita terkenal di Korea. Sebuah ulasan mengenai program berseri yang ditayangkan sebuah stasiun televisi Korea, Dongah TV, yang khusus menayangkan program fashion dan kecantikan.
Making a Cinderella in 100 Days merupakan adaptasi dari sebuah program yang sama di sebuah satu televisi di Amerika, ABC's Extreme Makeover. Program ini telah memasuki musim penayangan yang ketiga sejak diluncurkan akhir tahun lalu. Sebenarnya program ini tidak akan istimewa jika saja pihak penyelenggara tidak memberikan jaminan 100 hari. Bayangkan, hanya dalam 100 hari peserta yang terpilih akan mengalami transformasi dari, maaf, jelek menjadi cantik. Dan semuanya gratis karena semua biaya perawatan yang mencapai 50 juta won atau sekitar 42.000 dolar per orang dibebankan pada pihak sponsor (rumah sakit dan klinik kecantikan).
Jika kita melihat ke belakang, sebenarnya operasi plastik sudah tidak aneh lagi. Ambillah contoh para selebritis dunia atau peserta Miss Tiffany di Thailand. Atau mungkin contoh yang menarik di Korea adalah Harisu, salah seorang selebritis Korea saat ini. Coba anda lihat foto di samping, mungkin pendapat anda sama dengan saya ketika pertama kali melihat gambar tersebut, Wow, she's pretty. Anda tidak akan mengira bahwa dia adalah transgender terkenal Korea. Bukan masalah transgendernya tapi lihatlah betapa operasi plastik benar-benar dapat mengubah penampilan luar seseorang dan menciptakan, kalau boleh meminjam istilah program TV tersebut, seorang "Cinderella".
Barapa banyak peminat operasi plastik di Korea Selatan? Dua buah survey terpisah yang dilakukan terhadap dua kelompok sosial yang berbeda menunjukkan operasi plastik telah mempengaruhi opini masyarakat Korea saat ini. Sebuah penelitian mahasiswa pasca sarjana yang dilakukan setahun yang lalu dengan mensurvey 680 siswa (293 laki-laki dan 387 perempuan) dari enam sekolah lanjutan di Seoul memberikan hasil yang cukup mengejutkan. Sekitar empat orang dari sepuluh responden (40 %) menginginkan operasi plastik, dan satu diantara sepuluh responden (8 %) mengatakan telah melakukan operasi plastik. "Fenomena tersebut menunjukkan norma sosial yang kurang sehat seperti materialisme telah banyak mempengaruhi persepsi masyarakat, orang tua dan lingkungannya bukannya meningkatkan kemampuan si anak tapi justru mendorong untuk melakukan operasi plastik", ungkap peneliti tersebut prihatin (The Korea Times, August 26, 2003).
Lebih lanjut, survey yang dilakukan oleh Fakultas Kedokteran Seoul National University terhadap 1.500 mahasiswi dari seluruh Korea menunjukkan bahwa lebih dari setengah responden (60 %) telah menjalani operasi plastik. Dari mereka yang pernah melakukan bedah plastik, lebih dari 95 persen masih berkeinginan untuk memperbaiki bagian lain dari tubuhnya. Bagaimana dengan mereka yang belum? Sekitar 82 persen menyatakan keinginannya untuk menjalani operasi plastik kelak (The Korean Herald, May 10, 2004).
Kembali ke program televisi tadi, tahukah berapa orang pelamar yang berminat untuk mengikuti program tersebut? Di awal peluncuran program ini, tidak kurang dari 1.240 pelamar, yang kemudian meningkat menjadi 4000 pelamar di musim penayangan yang kedua, dan sekitar 2.500 pelamar telah mendaftarkan diri tiga pekan sebelum musim penayangan ketiga yang dimulai tanggal 26 Mei kemarin. Tampaknya minat untuk mengikuti program ini terus meningkat meski hanya 3 atau 4 orang saja yang terpilih dari ribuan pelamar. Siapa yang tidak tergiur untuk cantik atau tampan, tanpa harus membayar satu sen pun?
Banyak yang menginginkan program ini dihentikan dengan anggapan bahwa program ini mencoba mengubah persepsi masyarakat untuk menilai seseorang dari luarnya saja dan media tidak selayaknya menunjukkan standar baku dari sebuah kecantikan. Meski demikian, masih ada yang mencoba untuk bersikap realistis dengan tidak menyalahkan program TV, seperti kata salah seorang pegawai kantor yang diwawancarai soal ini. Ia mengatakan, "Jangan salahkan program TV-nya karena program tersebut merupakan gambaran kondisi masyarakat sekarang. Seharusnya tendensi masyarakat yang menilai seseorang dari luarnya yang harus menjadi perhatian untuk disikapi".
Kelihatannya, 'angin' ini mulai berhembus ke Indonesia, sebuah program sedang disiapkan salah satu stasiun televisi di Indonesia memiliki visi yang masih menitikberatkan sisi kecantikan walaupun ada input Brain (kecerdasan) dan Behavior (etiket dan sopan-santun) di dalamnya, meski tanpa iming-iming operasi plastik. Saya jadi berpikir, jika penampilan benar-benar sudah menjadi salah satu kebutuhan saat ini dan melihat peminat Indonesia Idol yang diadopsi dari program sejenis di Amerika bisa mencapai 33.500 orang, saya bisa membayangkan berapa puluh ribu orang yang akan mendaftar jika program serupa diadopsi oleh salah satu stasiun televisi di Indonesia. Semoga kekhawatiran saya tidak menjadi kenyataan.
(BK21 International House, May 29, 2005)
Judul yang atraktif dan membuat penasaran bukan? Ini adalah judul artikel yang muncul saat saya menggunakan mesin pencari di sebuah situs berita terkenal di Korea. Sebuah ulasan mengenai program berseri yang ditayangkan sebuah stasiun televisi Korea, Dongah TV, yang khusus menayangkan program fashion dan kecantikan.
Making a Cinderella in 100 Days merupakan adaptasi dari sebuah program yang sama di sebuah satu televisi di Amerika, ABC's Extreme Makeover. Program ini telah memasuki musim penayangan yang ketiga sejak diluncurkan akhir tahun lalu. Sebenarnya program ini tidak akan istimewa jika saja pihak penyelenggara tidak memberikan jaminan 100 hari. Bayangkan, hanya dalam 100 hari peserta yang terpilih akan mengalami transformasi dari, maaf, jelek menjadi cantik. Dan semuanya gratis karena semua biaya perawatan yang mencapai 50 juta won atau sekitar 42.000 dolar per orang dibebankan pada pihak sponsor (rumah sakit dan klinik kecantikan).
Jika kita melihat ke belakang, sebenarnya operasi plastik sudah tidak aneh lagi. Ambillah contoh para selebritis dunia atau peserta Miss Tiffany di Thailand. Atau mungkin contoh yang menarik di Korea adalah Harisu, salah seorang selebritis Korea saat ini. Coba anda lihat foto di samping, mungkin pendapat anda sama dengan saya ketika pertama kali melihat gambar tersebut, Wow, she's pretty. Anda tidak akan mengira bahwa dia adalah transgender terkenal Korea. Bukan masalah transgendernya tapi lihatlah betapa operasi plastik benar-benar dapat mengubah penampilan luar seseorang dan menciptakan, kalau boleh meminjam istilah program TV tersebut, seorang "Cinderella".
Barapa banyak peminat operasi plastik di Korea Selatan? Dua buah survey terpisah yang dilakukan terhadap dua kelompok sosial yang berbeda menunjukkan operasi plastik telah mempengaruhi opini masyarakat Korea saat ini. Sebuah penelitian mahasiswa pasca sarjana yang dilakukan setahun yang lalu dengan mensurvey 680 siswa (293 laki-laki dan 387 perempuan) dari enam sekolah lanjutan di Seoul memberikan hasil yang cukup mengejutkan. Sekitar empat orang dari sepuluh responden (40 %) menginginkan operasi plastik, dan satu diantara sepuluh responden (8 %) mengatakan telah melakukan operasi plastik. "Fenomena tersebut menunjukkan norma sosial yang kurang sehat seperti materialisme telah banyak mempengaruhi persepsi masyarakat, orang tua dan lingkungannya bukannya meningkatkan kemampuan si anak tapi justru mendorong untuk melakukan operasi plastik", ungkap peneliti tersebut prihatin (The Korea Times, August 26, 2003).
Lebih lanjut, survey yang dilakukan oleh Fakultas Kedokteran Seoul National University terhadap 1.500 mahasiswi dari seluruh Korea menunjukkan bahwa lebih dari setengah responden (60 %) telah menjalani operasi plastik. Dari mereka yang pernah melakukan bedah plastik, lebih dari 95 persen masih berkeinginan untuk memperbaiki bagian lain dari tubuhnya. Bagaimana dengan mereka yang belum? Sekitar 82 persen menyatakan keinginannya untuk menjalani operasi plastik kelak (The Korean Herald, May 10, 2004).
Kembali ke program televisi tadi, tahukah berapa orang pelamar yang berminat untuk mengikuti program tersebut? Di awal peluncuran program ini, tidak kurang dari 1.240 pelamar, yang kemudian meningkat menjadi 4000 pelamar di musim penayangan yang kedua, dan sekitar 2.500 pelamar telah mendaftarkan diri tiga pekan sebelum musim penayangan ketiga yang dimulai tanggal 26 Mei kemarin. Tampaknya minat untuk mengikuti program ini terus meningkat meski hanya 3 atau 4 orang saja yang terpilih dari ribuan pelamar. Siapa yang tidak tergiur untuk cantik atau tampan, tanpa harus membayar satu sen pun?
Banyak yang menginginkan program ini dihentikan dengan anggapan bahwa program ini mencoba mengubah persepsi masyarakat untuk menilai seseorang dari luarnya saja dan media tidak selayaknya menunjukkan standar baku dari sebuah kecantikan. Meski demikian, masih ada yang mencoba untuk bersikap realistis dengan tidak menyalahkan program TV, seperti kata salah seorang pegawai kantor yang diwawancarai soal ini. Ia mengatakan, "Jangan salahkan program TV-nya karena program tersebut merupakan gambaran kondisi masyarakat sekarang. Seharusnya tendensi masyarakat yang menilai seseorang dari luarnya yang harus menjadi perhatian untuk disikapi".
Kelihatannya, 'angin' ini mulai berhembus ke Indonesia, sebuah program sedang disiapkan salah satu stasiun televisi di Indonesia memiliki visi yang masih menitikberatkan sisi kecantikan walaupun ada input Brain (kecerdasan) dan Behavior (etiket dan sopan-santun) di dalamnya, meski tanpa iming-iming operasi plastik. Saya jadi berpikir, jika penampilan benar-benar sudah menjadi salah satu kebutuhan saat ini dan melihat peminat Indonesia Idol yang diadopsi dari program sejenis di Amerika bisa mencapai 33.500 orang, saya bisa membayangkan berapa puluh ribu orang yang akan mendaftar jika program serupa diadopsi oleh salah satu stasiun televisi di Indonesia. Semoga kekhawatiran saya tidak menjadi kenyataan.
(BK21 International House, May 29, 2005)
Sunday, May 30, 2004
Shame on Me......!!!!!!!!!
Shame on Me......!!!!!!!!!
From now on you stay away from me...
I have wasted of thousands......and thousands of kisses on you...
Kisses that I thought were special because of your lips and your smiles...
......or your color and life...
I used to think......that was the real you when you smile...
But now......I knew that you didn't mean any of it...
Shame on me for kissing you with my eyes close so tight...
TTYD ~ That Thing You Do
(Dien, jangan diam aja...gw bantuin ngomong nih: 'Where ever you are....... S'moga ini bisa mewakili rasa ini dan menjawab semua tanya yang ada......'~~)
From now on you stay away from me...
I have wasted of thousands......and thousands of kisses on you...
Kisses that I thought were special because of your lips and your smiles...
......or your color and life...
I used to think......that was the real you when you smile...
But now......I knew that you didn't mean any of it...
Shame on me for kissing you with my eyes close so tight...
TTYD ~ That Thing You Do
(Dien, jangan diam aja...gw bantuin ngomong nih: 'Where ever you are....... S'moga ini bisa mewakili rasa ini dan menjawab semua tanya yang ada......'~~)
Saturday, May 22, 2004
Pretty Woman
Pretty Woman
Pernah nonton Pretty Woman, My Best Friend's Wedding, Notting Hill, Erin Brockovich or the new one 'Mona Lisa Smile? Deretan film 'bermutu' dari Julia Roberts. Siapa sih yang tidak kenal dia? Saya pikir, bukan hanya wanita tapi semua pria kenal dia. Dialah salah satu wanita dambaan semua pria, even me. I like her, especially the way how she smiles. Don't you see?? I'm speechless...
(Enaknya ngapain ya hari gini...?? ~~)
Pernah nonton Pretty Woman, My Best Friend's Wedding, Notting Hill, Erin Brockovich or the new one 'Mona Lisa Smile? Deretan film 'bermutu' dari Julia Roberts. Siapa sih yang tidak kenal dia? Saya pikir, bukan hanya wanita tapi semua pria kenal dia. Dialah salah satu wanita dambaan semua pria, even me. I like her, especially the way how she smiles. Don't you see?? I'm speechless...
(Enaknya ngapain ya hari gini...?? ~~)
Wednesday, May 19, 2004
The Azalea
The Azalea
You're sick and tired of me
When you go
I'll bid you goodbye without saying a word.
I'll gather azaleas on Yak Mountain,
The burning azaleas of Yongbyon
And strew them in your path.
Tread gently, please,
Step by step, softly,
On the flower of dedication,
You're sick and tired of me
When you leave
I'll not weep though I die.
Kim So-wol (1903 - 1934)
(Baca puisi ini sambil dengerin lagunya Ratu...jadi ingat dia lagi...~~~)
You're sick and tired of me
When you go
I'll bid you goodbye without saying a word.
I'll gather azaleas on Yak Mountain,
The burning azaleas of Yongbyon
And strew them in your path.
Tread gently, please,
Step by step, softly,
On the flower of dedication,
You're sick and tired of me
When you leave
I'll not weep though I die.
Kim So-wol (1903 - 1934)
(Baca puisi ini sambil dengerin lagunya Ratu...jadi ingat dia lagi...~~~)
Saturday, May 15, 2004
Dilema
Dilema
Dalam hidup ini, terkadang sulit untuk mengungkapkan sesuatu yang benar itu 'benar'. Begitupun sebaliknya, sesuatu yang salah itu 'salah'. Rasa canggung, segan atau khawatir biasanya selalu hadir. Kekhawatiran akan apa yang akan anda ungkapkan akan menyinggung atau menyakiti orang yang terkait. Lebih-lebih jika orang tersebut adalah orang yang terdekat dengan anda. Ujung-ujungnya jadi serba salah menghadapi situasi seperti ini.
Mungkin contoh sederhananya (kalau ini bisa dianggap sederhana) adalah ketika anda mencium teman kencan anda. Suasana romantis yang seharusnya muncul harus terganggu dengan bau mulut yang kurang sedap. Anda kemudian berpikir, 'Haruskah anda berterus terang kepadanya dengan konsekuensi dia akan merasa rendah diri di hadapan anda'. Atau 'Menanti dia menyadari hal tersebut tapi dengan konsekuensi...', mmmm...anda pasti tahulah konsekuensi yang akan anda hadapi.
Serba salah kan? Selanjutnya...terserah anda.
Dalam hidup ini, terkadang sulit untuk mengungkapkan sesuatu yang benar itu 'benar'. Begitupun sebaliknya, sesuatu yang salah itu 'salah'. Rasa canggung, segan atau khawatir biasanya selalu hadir. Kekhawatiran akan apa yang akan anda ungkapkan akan menyinggung atau menyakiti orang yang terkait. Lebih-lebih jika orang tersebut adalah orang yang terdekat dengan anda. Ujung-ujungnya jadi serba salah menghadapi situasi seperti ini.
Mungkin contoh sederhananya (kalau ini bisa dianggap sederhana) adalah ketika anda mencium teman kencan anda. Suasana romantis yang seharusnya muncul harus terganggu dengan bau mulut yang kurang sedap. Anda kemudian berpikir, 'Haruskah anda berterus terang kepadanya dengan konsekuensi dia akan merasa rendah diri di hadapan anda'. Atau 'Menanti dia menyadari hal tersebut tapi dengan konsekuensi...', mmmm...anda pasti tahulah konsekuensi yang akan anda hadapi.
Serba salah kan? Selanjutnya...terserah anda.
Wednesday, May 12, 2004
Out of Reach...
Out of Reach...
Tuhan, pintaku pada-Mu...
Jika ia Kau takdirkan untukku...
Jangan biarkan ia berlalu dariku...
Tapi...
Jika ia Kau takdirkan bukan untukku...
Ijinkan aku menatapnya s'kali lagi...
'tuk yang terakhir kali...
-----------------------------------------------------------------
Aku tahu, bukan hanya cinta yang perlu waktu, pun luka (yang aku toreh) perlu waktu 'tuk sembuh...meski entah sampai kapan. Dan, jika aku masih layak untuk meminta, jangan hukum aku dengan diam(mu)......~~
Update 15 May 2004
Dalam cinta harus ada kebesaran hati karena ia menyangkut dua jiwa. Kebesaran hati untuk menerima apa adanya dan kebesaran hati untuk melepas. Mungkin sudah saatnya...untuk melepasmu agar tak ada lagi luka diantara kita. Life must go on, rite?
Tuhan, pintaku pada-Mu...
Jika ia Kau takdirkan untukku...
Jangan biarkan ia berlalu dariku...
Tapi...
Jika ia Kau takdirkan bukan untukku...
Ijinkan aku menatapnya s'kali lagi...
'tuk yang terakhir kali...
-----------------------------------------------------------------
Aku tahu, bukan hanya cinta yang perlu waktu, pun luka (yang aku toreh) perlu waktu 'tuk sembuh...meski entah sampai kapan. Dan, jika aku masih layak untuk meminta, jangan hukum aku dengan diam(mu)......~~
Update 15 May 2004
Dalam cinta harus ada kebesaran hati karena ia menyangkut dua jiwa. Kebesaran hati untuk menerima apa adanya dan kebesaran hati untuk melepas. Mungkin sudah saatnya...untuk melepasmu agar tak ada lagi luka diantara kita. Life must go on, rite?
Friday, May 07, 2004
Monday, May 03, 2004
Friday, April 30, 2004
Kenangan Itu...
Kenangan Itu...
Masa lalu tidak selamanya dilalui dengan penuh kegembiraan, kebahagian atau cinta kasih. Tapi juga derita, dendam dan nestapa. Masa lalu akan menjadi sebuah kenangan...seberapa pun getirnya. Ia akan menjadi satu episode hidup yang telah usai dan akan selalu tersimpan rapi di relung hati yang paling dalam.
Terkadang......ketika kita mencoba untuk teguh berjalan ke depan. Mencoba merengkuh hidup dan melupakan masa lalu......selalu saja ada saat-saat ketika kita diingatkan. Oleh apa saja......wangi parfum, aroma masakan, seulas senyum, alunan melodi, warna, ungkapan kata......atau bahkan detak jantung.
Seperti mata simpul yang lepas perlahan... Kenangan akan muncul tanpa kita sadari. Seperti tetes air yang jatuh membasahi hijau dedaunan di kala gerimis. Ia akan mengalir memenuhi jiwa......dan membasahi hati. Mengingatkan masa yang telah lalu......mengurai mimpi dan asa masa silam. Terkadang ada seulas senyum di sana......atau bahkan derai tawa bahagia. Tapi juga tak kurang linangan air mata kepedihan turut mengiringi...
Ahh...malam ini, aku teringat kembali......
tapi tiada senyum atau tawa bahagia mengiringi......
Masa lalu tidak selamanya dilalui dengan penuh kegembiraan, kebahagian atau cinta kasih. Tapi juga derita, dendam dan nestapa. Masa lalu akan menjadi sebuah kenangan...seberapa pun getirnya. Ia akan menjadi satu episode hidup yang telah usai dan akan selalu tersimpan rapi di relung hati yang paling dalam.
Terkadang......ketika kita mencoba untuk teguh berjalan ke depan. Mencoba merengkuh hidup dan melupakan masa lalu......selalu saja ada saat-saat ketika kita diingatkan. Oleh apa saja......wangi parfum, aroma masakan, seulas senyum, alunan melodi, warna, ungkapan kata......atau bahkan detak jantung.
Seperti mata simpul yang lepas perlahan... Kenangan akan muncul tanpa kita sadari. Seperti tetes air yang jatuh membasahi hijau dedaunan di kala gerimis. Ia akan mengalir memenuhi jiwa......dan membasahi hati. Mengingatkan masa yang telah lalu......mengurai mimpi dan asa masa silam. Terkadang ada seulas senyum di sana......atau bahkan derai tawa bahagia. Tapi juga tak kurang linangan air mata kepedihan turut mengiringi...
Ahh...malam ini, aku teringat kembali......
tapi tiada senyum atau tawa bahagia mengiringi......
Thursday, April 29, 2004
Penyuluhan Nih......
Penyuluhan Nih......
Percakapan yang diambil secara rahasia, antara seorang petani dan penyuluh pertanian. Agaknya mereka tengah mengadakan proyek rahasia. Mari kita simak sama-sama...
Petani: loe kan forestry, sekarang jenis pohon apa aja yang bisa distek?
Petani: apa harus berkambium, ato gimana?
Penyuluh: berkambium lah...
Petani: jadi pasti setiap pohon yg berkambium bisa distek?
Petani: stek lho bukan dicangkok?
Penyuluh: sorry...
Penyuluh: ga semua bisa distek...
Petani: kenapa?
Penyuluh: lagi merhatiin bibir...
(Coba bayangkan apa juga hubungan stek dan bibir......)
Petani: yaolooo huahahahahahah...
Penyuluh: huahahahahahah...
Penyuluh: emang mo nyetek apaan?
Petani: pohonlah, lagi mikir magnolia termasuk yang bisa distek gak...
Petani: atau musti nyangkok?
Penyuluh: magnolia yang mana ya? magnolia di sini...bisa stek...
Penyuluh: tambahin rotone F...hormon perangsang akar...
Petani: yang bunga putih...daun hijau tebal gitu?
Penyuluh: iya...bunganya gede?
Petani: he eh, tambahin hormonnya kapan?
Petani: kalau kayak kembang sepatu gitu kan steknya batang yang muda?
Petani: magnolia gimana?
Penyuluh: emang yang muda...biasanya emang make yang muda...
Penyuluh: sebelum di tanam di polybag...pangkalnya rendam di larutan rotone F
Petani: stek ujung gitu jadinya yah...
Petani: berapa lama rendamnya?
Penyuluh: bentar aja...1 jam cukup...
Petani: 10 menit? 30 menit?
Penyuluh: yang penting dah bereaksi lah...dah ereksi...
(Pada baru tau juga kan? Kalo direndam hormon tumbuh ternyata bisa membuat ereksi? Tambah gak jelas nih bahan pembicaraannya... Tapi mari kita simak terus......)
Penyuluh: huahahahahahah...
Petani: ooh, jadi kalo mo ereksi musti direndam hormon ya, pak?
Penyuluh: *jadi serem gw liat bibir ini*
(Serem apa reaksi hormon sudah terasa ya kira-kira? Penasaran? Mari kita simak lagi.....)
Penyuluh: huahahahahahah...
Penyuluh: lho, ko gitu???
(Sang penyuluh agak bingung, berusaha meluruskan antara stek dan bibir dan hormon tumbuh......)
Petani: huahahahahahah...
Penyuluh: yang penting hormonnya meresap ke stek tadi...
Petani: huahahahahahah...
Penyuluh: kalo 30 menit cukup...ya 30 menit aja...
Petani: itu kan contoh pertanyaan polos ngeselin...
Penyuluh: ???
Petani: barusan gue coba ke loe...
Petani: jadi loe bisa bayangin gimana perasaan Balq kalo baca komen loe...
Penyuluh: huahahahahahah...
(Sialan, pikir si penyuluh, kena batunya gue, huahaha......)
Petani: jadi sebenernya, stek itu lebih banyak pakai stek ujung?
Penyuluh: ujung mana nih?
(Niatnya mau agak melenceng lagi, tapi mengingat kedudukannya sebagai penyuluh, mau gak mau deh...... )
Penyuluh: eh iya...stek ujung...yang agak muda...
Penyuluh: kalo dah tua...susah ngerangsangnya...
Penyuluh: dah ngondoy...
(Buat yang merasa tercolek, maap ajaaa kali yeeee......)
Penyuluh: huahahahah...
Petani: kalo ujung yang itu memang masih bisa numbuh?
Penyuluh: yang tua??
(Emang ujung yang itu ada yang tua dan mudanya ya? Hahaha......)
Penyuluh: emang bagus yang muda...
Penyuluh: jangan terlalu tua lah...
Petani: huahahahahahah...
Penyuluh: kayaknya chatting-an ini bagus diposting deh...
Penyuluh: huahahahahahah...
Petani: huahahahahahah...sapa takutt...
Penyuluh: sippp...abis ini...
Penyuluh: trus??
Petani: biar orang bisa belajar nyetek kan?
Penyuluh: apalagi?
Petani: jadi para pembaca, inilah caranya untuk membuat stek yg bagus...
Penyuluh: huahahahahahah...
Petani: huahahahahahah...
Petani: kalo mawar gitu stek ujung juga?
Penyuluh: iya, bisa...
&%&*^&(%($
wahh deseeh......
(aduhhhhh, Ibusuri......sorry, baru diposting skarang...lagi'an pake' ngidam gambar mangga ngondoy s'gala...susah nyarinya.........~~~)
Percakapan yang diambil secara rahasia, antara seorang petani dan penyuluh pertanian. Agaknya mereka tengah mengadakan proyek rahasia. Mari kita simak sama-sama...
Petani: loe kan forestry, sekarang jenis pohon apa aja yang bisa distek?
Petani: apa harus berkambium, ato gimana?
Penyuluh: berkambium lah...
Petani: jadi pasti setiap pohon yg berkambium bisa distek?
Petani: stek lho bukan dicangkok?
Penyuluh: sorry...
Penyuluh: ga semua bisa distek...
Petani: kenapa?
Penyuluh: lagi merhatiin bibir...
(Coba bayangkan apa juga hubungan stek dan bibir......)
Petani: yaolooo huahahahahahah...
Penyuluh: huahahahahahah...
Penyuluh: emang mo nyetek apaan?
Petani: pohonlah, lagi mikir magnolia termasuk yang bisa distek gak...
Petani: atau musti nyangkok?
Penyuluh: magnolia yang mana ya? magnolia di sini...bisa stek...
Penyuluh: tambahin rotone F...hormon perangsang akar...
Petani: yang bunga putih...daun hijau tebal gitu?
Penyuluh: iya...bunganya gede?
Petani: he eh, tambahin hormonnya kapan?
Petani: kalau kayak kembang sepatu gitu kan steknya batang yang muda?
Petani: magnolia gimana?
Penyuluh: emang yang muda...biasanya emang make yang muda...
Penyuluh: sebelum di tanam di polybag...pangkalnya rendam di larutan rotone F
Petani: stek ujung gitu jadinya yah...
Petani: berapa lama rendamnya?
Penyuluh: bentar aja...1 jam cukup...
Petani: 10 menit? 30 menit?
Penyuluh: yang penting dah bereaksi lah...dah ereksi...
(Pada baru tau juga kan? Kalo direndam hormon tumbuh ternyata bisa membuat ereksi? Tambah gak jelas nih bahan pembicaraannya... Tapi mari kita simak terus......)
Penyuluh: huahahahahahah...
Petani: ooh, jadi kalo mo ereksi musti direndam hormon ya, pak?
Penyuluh: *jadi serem gw liat bibir ini*
(Serem apa reaksi hormon sudah terasa ya kira-kira? Penasaran? Mari kita simak lagi.....)
Penyuluh: huahahahahahah...
Penyuluh: lho, ko gitu???
(Sang penyuluh agak bingung, berusaha meluruskan antara stek dan bibir dan hormon tumbuh......)
Petani: huahahahahahah...
Penyuluh: yang penting hormonnya meresap ke stek tadi...
Petani: huahahahahahah...
Penyuluh: kalo 30 menit cukup...ya 30 menit aja...
Petani: itu kan contoh pertanyaan polos ngeselin...
Penyuluh: ???
Petani: barusan gue coba ke loe...
Petani: jadi loe bisa bayangin gimana perasaan Balq kalo baca komen loe...
Penyuluh: huahahahahahah...
(Sialan, pikir si penyuluh, kena batunya gue, huahaha......)
Petani: jadi sebenernya, stek itu lebih banyak pakai stek ujung?
Penyuluh: ujung mana nih?
(Niatnya mau agak melenceng lagi, tapi mengingat kedudukannya sebagai penyuluh, mau gak mau deh...... )
Penyuluh: eh iya...stek ujung...yang agak muda...
Penyuluh: kalo dah tua...susah ngerangsangnya...
Penyuluh: dah ngondoy...
(Buat yang merasa tercolek, maap ajaaa kali yeeee......)
Penyuluh: huahahahah...
Petani: kalo ujung yang itu memang masih bisa numbuh?
Penyuluh: yang tua??
(Emang ujung yang itu ada yang tua dan mudanya ya? Hahaha......)
Penyuluh: emang bagus yang muda...
Penyuluh: jangan terlalu tua lah...
Petani: huahahahahahah...
Penyuluh: kayaknya chatting-an ini bagus diposting deh...
Penyuluh: huahahahahahah...
Petani: huahahahahahah...sapa takutt...
Penyuluh: sippp...abis ini...
Penyuluh: trus??
Petani: biar orang bisa belajar nyetek kan?
Penyuluh: apalagi?
Petani: jadi para pembaca, inilah caranya untuk membuat stek yg bagus...
Penyuluh: huahahahahahah...
Petani: huahahahahahah...
Petani: kalo mawar gitu stek ujung juga?
Penyuluh: iya, bisa...
&%&*^&(%($
wahh deseeh......
(aduhhhhh, Ibusuri......sorry, baru diposting skarang...lagi'an pake' ngidam gambar mangga ngondoy s'gala...susah nyarinya.........~~~)
Tuesday, April 27, 2004
Misteri
Misteri
Semua orang menyukai misteri. Ada orang yang menyukai misteri dalam buku atau film. Yang lain, seperti dokter atau ilmuwan berusaha memecahkan misteri dalam pekerjaan sehari-hari mereka.
Sementara aku?
Aku menyukai sedikit misteri pada diri wanita yang kucium......
Kalau kamu?
Hq
(masih error, nih........~~~)
Semua orang menyukai misteri. Ada orang yang menyukai misteri dalam buku atau film. Yang lain, seperti dokter atau ilmuwan berusaha memecahkan misteri dalam pekerjaan sehari-hari mereka.
Sementara aku?
Aku menyukai sedikit misteri pada diri wanita yang kucium......
Kalau kamu?
Hq
(masih error, nih........~~~)
Monday, April 26, 2004
I (Really) Hate Monday
I (Really) Hate Monday
"Ok...Congratulation, you got fungi in your culture. You know...I really...really...really wanna kill you." That's what my supervisor said this morning.
Oh, God...... I don't know what's wrong with that plant. I have followed the method...word by word, and...I still got fungi in my culture. I just knew it last night. And...yeah, I have to do it again...hope it will be the last one.
(Jamurnya dari mana ya???!!! Perasaan dah keramas pas mo ngerjain tuh kultur tanaman...~~~)
"Ok...Congratulation, you got fungi in your culture. You know...I really...really...really wanna kill you." That's what my supervisor said this morning.
Oh, God...... I don't know what's wrong with that plant. I have followed the method...word by word, and...I still got fungi in my culture. I just knew it last night. And...yeah, I have to do it again...hope it will be the last one.
(Jamurnya dari mana ya???!!! Perasaan dah keramas pas mo ngerjain tuh kultur tanaman...~~~)
Friday, April 23, 2004
23 April
23 April
Seseorang mengirim untuk anda berita/artikel dari www.eramuslim.com
** Umur Yang Mencair Seperti Es **
Cepat sekali waktu berlalu. Mengalir tak pernah berhenti. Jam demi jam, menit demi menit, detik demi detik, bergerak. Waktu tak dapat ditunda, tak dapat ditahan dan tak mungkin ada yang mampu mengulang. Itu artinya, usia kita pun berkurang. Kita...semakin dekat ke liang lahat. Saudaraku, entah, apakah pertambahan dan perguliran waktu itu, berarti mendekatkan diri kita pada kenikmatan surga. Atau mendekatkan kita pada kesengseraan neraka. Nauzubillah....
Pesan pengirim:
Ayo semangat, jangan-kabur-kaburan terus ya......OK, Prof!?
Bunda,
rasanya baru kemarin diri ini bermanja dipangkuanmu...
rasanya baru kemarin kaki ini belajar melangkah...
rasanya baru kemarin...
.........
(tak terasa 26 tahun t'lah berlalu.........dan 'tuk kesekian kalinya...moment ini tiba saat aku jauh dari rumah...~~)
-----------------------------------------------------------------
UPDATE 25 APRIL 2004
To : THEPERPIKA@##########.com
From : Jelliarko Palgunadi
Date : Fri, 23 Apr 2004 01:05:16 -0700 (PDT)
Subject: [THEPERPIKA] mazz andy ultah ya ?
Selamat ulang tahun kepada kang mas andy, semoga makin ganteng, makin pinter, makin lucu dan makin cemerlang pesonanya hingga cewek2 tergila2.
Saya tidak menunggu traktiran seperti teman-teman yg lain kok, tenang aja, krn saya lebih mementingkan persahabatan.............
byee.....
PS. (tolong uang untuk mentraktir saya mohon segera diserahkan kepada saya paling lambat hari minggu bulan ini, kalo tidak, rasakan akibatnya......hahahaha)
(kacauuu........................... -.- ~~)
Seseorang mengirim untuk anda berita/artikel dari www.eramuslim.com
** Umur Yang Mencair Seperti Es **
Cepat sekali waktu berlalu. Mengalir tak pernah berhenti. Jam demi jam, menit demi menit, detik demi detik, bergerak. Waktu tak dapat ditunda, tak dapat ditahan dan tak mungkin ada yang mampu mengulang. Itu artinya, usia kita pun berkurang. Kita...semakin dekat ke liang lahat. Saudaraku, entah, apakah pertambahan dan perguliran waktu itu, berarti mendekatkan diri kita pada kenikmatan surga. Atau mendekatkan kita pada kesengseraan neraka. Nauzubillah....
Pesan pengirim:
Ayo semangat, jangan-kabur-kaburan terus ya......OK, Prof!?
Bunda,
rasanya baru kemarin diri ini bermanja dipangkuanmu...
rasanya baru kemarin kaki ini belajar melangkah...
rasanya baru kemarin...
.........
(tak terasa 26 tahun t'lah berlalu.........dan 'tuk kesekian kalinya...moment ini tiba saat aku jauh dari rumah...~~)
-----------------------------------------------------------------
UPDATE 25 APRIL 2004
To : THEPERPIKA@##########.com
From : Jelliarko Palgunadi
Date : Fri, 23 Apr 2004 01:05:16 -0700 (PDT)
Subject: [THEPERPIKA] mazz andy ultah ya ?
Selamat ulang tahun kepada kang mas andy, semoga makin ganteng, makin pinter, makin lucu dan makin cemerlang pesonanya hingga cewek2 tergila2.
Saya tidak menunggu traktiran seperti teman-teman yg lain kok, tenang aja, krn saya lebih mementingkan persahabatan.............
byee.....
PS. (tolong uang untuk mentraktir saya mohon segera diserahkan kepada saya paling lambat hari minggu bulan ini, kalo tidak, rasakan akibatnya......hahahaha)
(kacauuu........................... -.- ~~)
Wednesday, April 21, 2004
21 April
21 April
Sejenak merenung arti sebuah perjuangan. Tepat 21 April, rasanya tidaklah salah mengangkat kembali tulisan ini......dari seorang sahabat, yang coba menangkap sisi lain pergulatan batin Kartini membela kaumnya...... Tadinya, tulisan ini akan jadi penutup dari beberapa tulisan mengenai sisi kehidupan wanita, kemarin dan hari ini......esp. di Korea, tapi karena sesuatu hal tulisan-tulisan tersebut belum selesai diedit atau ditulis ulang......
Selamat Hari Kartini......
-----------------------------------------------------------------
Tak Semua Paham Cita-cita Kartini
Kartini. Zaman memang masih setia mengenangnya dan seharusnya memang seperti itu. Banyak orang mengingatinya dengan simbol sanggul dan kebaya di setiap 21 April. Cita-cita kebebasan, kemerdekaan, kemandirian dan kesamaan yang menjadi gejolak batinnya tidak dipahami dengan baik. Orang-orang menafsirkan cita-citanya dengan kebebasan mutlak seorang perempuan. Apalagi jika mereka bergerak dengan ambisi untuk menjatuhkan laki-laki atau sekedar menunjukkan "Saya Bisa". Sayang sekali.
Kartini berjuang bukan untuk mendapatkan semua itu. Kartini ingin berbagi tugas dengan laki-laki, yang berarti Kartini ingin menjadi sahabat bagi kaum laki-laki dalam membenahi hidup. Sebagaimana beliau menulis dalam salah satu suratnya......
"Dan apabila pejuangan orang laki-laki itu sudah sengit, maka akan bangkitlah kaum wanita. Kasihan kaum laki-laki, alangkah banyaknya pekerjaan yang akan kamu lakukan"
(Surat kepada Stella, 12 Januari 1900)
Hakikat perjuangannya pun diselewengkan dengan mengatasnamakan kesetaraan atau emansipasi dengan dalih membentuk peradaban modern yang diambil dari Peradaban Barat. Kartini menolak itu semua. Ia tidak pernah menganggap peradaban Eropa sebagai simbol kemajuan dan kebaikan......
"Sudah lewat masanya, tadinya kami mengira bahwa masyarakat Eropa itu benar-benar satu-satunya yang paling baik, tiada taranya. Maafkan kami, tetapi apakah Ibu sendiri menganggap masyarakat Eropa itu sempurna. Dapatkah Ibu menyangkal bahwa di balik hal yang baik dan indah dalam masyarakat itu terdapat banyak hal yang sama sekali tidk patut disebut sebagai peradaban"
(Surat kepada Nyonya Abendanon, 27 Oktober 1902).
Kartini. Dengan usahanya jualah perempuan Indonesia bisa menemukan jati dirinya. Bahwa perempuan juga mempunyai tugas, peranan kewajiban yang tak kalah penting dari laki-laki, bahkan keduanya memiliki potensi yang sama besar. Keduanya juga memiliki peluang yang sama untuk berpartisipasi dalam aktivitas.
Apa sih yang bisa ditafsirkan dari cita-cita Kartini yang sangat mulia itu? Saya kira tepuk tangan karena kecantikan dan keluwesan tak cukup berarti untuk mewujudkan cita-citanya. Kenapa saat ini kita tidak berpikir bagaimana mencetak kebaikan dan kemajuan yang terbingkai dengan baik, yang kemanfaatannya terasa dalam kehidupan manusia. Bukankah ini menjadi kewajiban seorang manusia hamba Allah?
Sayang...tak semuanya paham dengan cita-cita itu......
(Ratna Isnaini; Source: "Tuhan, Agama dan Pergulatan Batin Kartini", Pustaka Utama Grafiti, 1993)
Sejenak merenung arti sebuah perjuangan. Tepat 21 April, rasanya tidaklah salah mengangkat kembali tulisan ini......dari seorang sahabat, yang coba menangkap sisi lain pergulatan batin Kartini membela kaumnya...... Tadinya, tulisan ini akan jadi penutup dari beberapa tulisan mengenai sisi kehidupan wanita, kemarin dan hari ini......esp. di Korea, tapi karena sesuatu hal tulisan-tulisan tersebut belum selesai diedit atau ditulis ulang......
Selamat Hari Kartini......
-----------------------------------------------------------------
Tak Semua Paham Cita-cita Kartini
Kartini. Zaman memang masih setia mengenangnya dan seharusnya memang seperti itu. Banyak orang mengingatinya dengan simbol sanggul dan kebaya di setiap 21 April. Cita-cita kebebasan, kemerdekaan, kemandirian dan kesamaan yang menjadi gejolak batinnya tidak dipahami dengan baik. Orang-orang menafsirkan cita-citanya dengan kebebasan mutlak seorang perempuan. Apalagi jika mereka bergerak dengan ambisi untuk menjatuhkan laki-laki atau sekedar menunjukkan "Saya Bisa". Sayang sekali.
Kartini berjuang bukan untuk mendapatkan semua itu. Kartini ingin berbagi tugas dengan laki-laki, yang berarti Kartini ingin menjadi sahabat bagi kaum laki-laki dalam membenahi hidup. Sebagaimana beliau menulis dalam salah satu suratnya......
"Dan apabila pejuangan orang laki-laki itu sudah sengit, maka akan bangkitlah kaum wanita. Kasihan kaum laki-laki, alangkah banyaknya pekerjaan yang akan kamu lakukan"
(Surat kepada Stella, 12 Januari 1900)
Hakikat perjuangannya pun diselewengkan dengan mengatasnamakan kesetaraan atau emansipasi dengan dalih membentuk peradaban modern yang diambil dari Peradaban Barat. Kartini menolak itu semua. Ia tidak pernah menganggap peradaban Eropa sebagai simbol kemajuan dan kebaikan......
"Sudah lewat masanya, tadinya kami mengira bahwa masyarakat Eropa itu benar-benar satu-satunya yang paling baik, tiada taranya. Maafkan kami, tetapi apakah Ibu sendiri menganggap masyarakat Eropa itu sempurna. Dapatkah Ibu menyangkal bahwa di balik hal yang baik dan indah dalam masyarakat itu terdapat banyak hal yang sama sekali tidk patut disebut sebagai peradaban"
(Surat kepada Nyonya Abendanon, 27 Oktober 1902).
Kartini. Dengan usahanya jualah perempuan Indonesia bisa menemukan jati dirinya. Bahwa perempuan juga mempunyai tugas, peranan kewajiban yang tak kalah penting dari laki-laki, bahkan keduanya memiliki potensi yang sama besar. Keduanya juga memiliki peluang yang sama untuk berpartisipasi dalam aktivitas.
Apa sih yang bisa ditafsirkan dari cita-cita Kartini yang sangat mulia itu? Saya kira tepuk tangan karena kecantikan dan keluwesan tak cukup berarti untuk mewujudkan cita-citanya. Kenapa saat ini kita tidak berpikir bagaimana mencetak kebaikan dan kemajuan yang terbingkai dengan baik, yang kemanfaatannya terasa dalam kehidupan manusia. Bukankah ini menjadi kewajiban seorang manusia hamba Allah?
Sayang...tak semuanya paham dengan cita-cita itu......
(Ratna Isnaini; Source: "Tuhan, Agama dan Pergulatan Batin Kartini", Pustaka Utama Grafiti, 1993)
Monday, April 19, 2004
!!!!!!!!!......
!!!!!!!!!......
"A****t....!!! J****k....!!! Sialannnn....!!! Gila loe...ngapain elo ngirimin ini ke gw??? Gara-gara elo gw harus nge-reset komputer...tau???!!! Kalo file presentasi gw ilang....gw 'ga mo kenal elo lagi...!!! Gilaaaa......!!!"
"Yeee....emang elo doang yang kaget...gw juga... Gw lagi ngetik artikel buat jurnal pas nge-klik itu ... Mana speaker kompi gw kenceng banget lagi... Trus...gw sendiri lagi di lab...... Sorry deh......"
(Sialan, aku dikerja'in......pas lagi serius melototin monitor...ngerjain tugas presentasi yang nyebelin dan...asli, kaget abis...~~)
"A****t....!!! J****k....!!! Sialannnn....!!! Gila loe...ngapain elo ngirimin ini ke gw??? Gara-gara elo gw harus nge-reset komputer...tau???!!! Kalo file presentasi gw ilang....gw 'ga mo kenal elo lagi...!!! Gilaaaa......!!!"
"Yeee....emang elo doang yang kaget...gw juga... Gw lagi ngetik artikel buat jurnal pas nge-klik itu ... Mana speaker kompi gw kenceng banget lagi... Trus...gw sendiri lagi di lab...... Sorry deh......"
(Sialan, aku dikerja'in......pas lagi serius melototin monitor...ngerjain tugas presentasi yang nyebelin dan...asli, kaget abis...~~)
Friday, April 16, 2004
Bola-Bola Kehidupan......
Bola-Bola Kehidupan......
Masih ingat tentang bola-bola kehidupan?
Aku pernah menyebut salah satu diantaranya dalam postingan sebelumnya.
Persahabatan...
Dalam hidup ini, ada lima bola yang berharga...yang harus s'lalu terjaga tetap dalam genggaman:
- Keluarga
- Kesehatan
- Persahabatan
- Integritas
- Pekerjaan
Entah sejak kapan, aku telah lalai menjaga bola-bola itu. Aku baru menyadarinya akhir-akhir ini. Satu bola bernama "pekerjaan" begitu menyita perhatian...membuat beberapa bola lepas dari genggaman..."keluarga" dan "persahabatan"...
Ketika terlintas dalam benak...
Bukankah "pekerjaan" adalah bola karet?
Bola yang bisa memantul kembali kapan saja?
Sedang..."keluarga" dan "sahabat" adalah bola kaca yang mudah tergores, retak, atau rusak?
Satu harapan...
Saat ini belumlah hancur...
...atau mungkin sudah...
(diantara himpitan tugas, ingatanku tak lagi di sini...t'lah terbang jauh bersama mimpi. maaf, tak pernah terlintas dalam benak 'tuk tak berbagi kabar......~~~)
(SDfN: JP)
Masih ingat tentang bola-bola kehidupan?
Aku pernah menyebut salah satu diantaranya dalam postingan sebelumnya.
Persahabatan...
Dalam hidup ini, ada lima bola yang berharga...yang harus s'lalu terjaga tetap dalam genggaman:
- Keluarga
- Kesehatan
- Persahabatan
- Integritas
- Pekerjaan
Entah sejak kapan, aku telah lalai menjaga bola-bola itu. Aku baru menyadarinya akhir-akhir ini. Satu bola bernama "pekerjaan" begitu menyita perhatian...membuat beberapa bola lepas dari genggaman..."keluarga" dan "persahabatan"...
Ketika terlintas dalam benak...
Bukankah "pekerjaan" adalah bola karet?
Bola yang bisa memantul kembali kapan saja?
Sedang..."keluarga" dan "sahabat" adalah bola kaca yang mudah tergores, retak, atau rusak?
Satu harapan...
Saat ini belumlah hancur...
...atau mungkin sudah...
(diantara himpitan tugas, ingatanku tak lagi di sini...t'lah terbang jauh bersama mimpi. maaf, tak pernah terlintas dalam benak 'tuk tak berbagi kabar......~~~)
(SDfN: JP)
Thursday, April 15, 2004
Once Again 'bout Erection......eh, Election
Once Again 'bout Erection......eh, Election
Guys...there's a General Election again here...in Korea, but today only for Korean. They will go to the polls to elect their representatives in the 17th National Assembly.........etc.
(sorry, 'ga bisa nulis banyak, ngantuk berat belum tidur dari semalam...so, you may click that picture if you want to read the related news......and good night......eh, good morning......whatever-lah, yang penting s'karang nemu bantal dan tidur.........~~ exhausted)
--> *'ntar kalo dah bangun biar aku periksa......mereka "ternoda" apa 'ga... lol*
Guys...there's a General Election again here...in Korea, but today only for Korean. They will go to the polls to elect their representatives in the 17th National Assembly.........etc.
(sorry, 'ga bisa nulis banyak, ngantuk berat belum tidur dari semalam...so, you may click that picture if you want to read the related news......and good night......eh, good morning......whatever-lah, yang penting s'karang nemu bantal dan tidur.........~~ exhausted)
--> *'ntar kalo dah bangun biar aku periksa......mereka "ternoda" apa 'ga... lol*
Tuesday, April 13, 2004
Saturday, April 10, 2004
High Quality Jomblo
High Quality Jomblo
Baca postingannya dia, jadi pengen ketawa. Bagiku...seperti halnya pacaran, jomblo juga sebuah pilihan. Bukan keterpaksaan......
Bagiku (untuk saat ini)...jomblo lebih enak daripada terikat (pacaran maksudnya...). Jomblo berarti bebas untuk segala hal...bebas kemana aja...bebas melakukan apa aja...bebas jalan dengan siapa aja (tanpa ada yang protes...heheheh)...dan kapan aja. Pun lepas dari tanggung jawab...menjemput, mengantar atau menemani si dia. Trus, jadi punya banyak waktu buat ngerjain yang lain...apalagi kalo' tugas-tugas lagi numpuk kayak skarang.
Nah......akhir-akhir ini, aku kena batunya. Jadi rada-rada 'ga enak karena status "jomblo"...(...tapi bukan berarti mau ganti status lho...). Masih untung kalo disangka PB gara-gara suka jalan sama siapa aja (ini kata senior nih....). Tapi kalo' dah kayak gini nih...tiap ketemu teman atau keluarga (s'karang....junior-junior juga pada ikut-ikutan) s'lalu aja ditanyain....
"Sendiri aja? Pacarnya mana? Ko' 'ga dibawa?"
"Gimana De', dah ketemu calonnya?"
"Ndy, kapan nyusul (nikahnya)?"
"Kalo' tante yang nyari'in gimana?"
"Diantara si A, B dan C, kamu milih yang mana?"
"Gimana? Mau 'ga? Kalo' mau nanti mba' salamin..."
"Aku dah masukin banyak temen di friendster-ku. Ada yang cocok 'ga? Gampang..."
"Kenalin pacarnya dong...masa' foto aja 'ga ada??!!"
"psst! Itu pacar kamu??"
"......"
??????
Cuma bisa garuk-garuk kepala yang 'ga gatal......
(......maaf, bukannya 'ga mau pacaran atau 'ga bisa dapat satu. *Panik amat?! Amat aja 'ga panik hehehe...* Aku tuh masih betah sendiri...nanti-nanti aja kali ye... Santai......~~)
Baca postingannya dia, jadi pengen ketawa. Bagiku...seperti halnya pacaran, jomblo juga sebuah pilihan. Bukan keterpaksaan......
Bagiku (untuk saat ini)...jomblo lebih enak daripada terikat (pacaran maksudnya...). Jomblo berarti bebas untuk segala hal...bebas kemana aja...bebas melakukan apa aja...bebas jalan dengan siapa aja (tanpa ada yang protes...heheheh)...dan kapan aja. Pun lepas dari tanggung jawab...menjemput, mengantar atau menemani si dia. Trus, jadi punya banyak waktu buat ngerjain yang lain...apalagi kalo' tugas-tugas lagi numpuk kayak skarang.
Nah......akhir-akhir ini, aku kena batunya. Jadi rada-rada 'ga enak karena status "jomblo"...(...tapi bukan berarti mau ganti status lho...). Masih untung kalo disangka PB gara-gara suka jalan sama siapa aja (ini kata senior nih....). Tapi kalo' dah kayak gini nih...tiap ketemu teman atau keluarga (s'karang....junior-junior juga pada ikut-ikutan) s'lalu aja ditanyain....
"Sendiri aja? Pacarnya mana? Ko' 'ga dibawa?"
"Gimana De', dah ketemu calonnya?"
"Ndy, kapan nyusul (nikahnya)?"
"Kalo' tante yang nyari'in gimana?"
"Diantara si A, B dan C, kamu milih yang mana?"
"Gimana? Mau 'ga? Kalo' mau nanti mba' salamin..."
"Aku dah masukin banyak temen di friendster-ku. Ada yang cocok 'ga? Gampang..."
"Kenalin pacarnya dong...masa' foto aja 'ga ada??!!"
"psst! Itu pacar kamu??"
"......"
??????
Cuma bisa garuk-garuk kepala yang 'ga gatal......
(......maaf, bukannya 'ga mau pacaran atau 'ga bisa dapat satu. *Panik amat?! Amat aja 'ga panik hehehe...* Aku tuh masih betah sendiri...nanti-nanti aja kali ye... Santai......~~)
Thursday, April 08, 2004
Ketika Cantik Menjadi Segalanya......di Korea
Ketika Cantik Menjadi Segalanya......di Korea
Koreans look at beauty different from Westerners who think of beauty only as beauty. To as, morality and realistic consciousness are contained in beauty. The characteristic of nature of Korean beauty is the combination of Morality and Beauty.
Itulah penuturan Lee O-young, mantan Menteri Kebudayaan Korea, dalam sebuah essaynya (Ch'unhyang and Helen, 1963) ketika mengkomparasikan kecantikan Ch'unhyang dan Helen. Dua wanita dari dua kutub dunia yang berbeda, Timur dan Barat.
Ingat atau sudah nonton film layar lebar anyar berjudul Troy? Film tentang kisah klasik Yunani, Perang Troya, akan mengingatkan kembali pada kecantikan Helen. Perebutan si cantik jelita Helen menyebabkan pertumpahan darah selama 10 tahun. Helen sendiri hidup bermegah-megahan dengan orang yang merebutnya, sementara suaminya mengorbankan ratusan nyawa untuk mendapatkannya kembali. Bagi orang Korea, kecantikan Helen adalah kecantikan yang tidak dilandasi dengan moralitas.
Dalam kisah klasik Korea, adalah Ch'unhyang yang cantik yang lebih memilih dipermalukan bahkan dieksekusi daripada jatuh kepelukan Gubernur Pyon Hak-to. Loyalitas Ch'unhyang pada suaminya dan kerelaannya mati untuk mencegah berlanjutnya pertumpahan darah antara suaminya dan sang gubernur menunjukkan kecantikan Ch'unhyang yang disertai moralitas yang tinggi.
Sungguh dua kisah yang kontradiktif. Ch'unhyang ibarat bunga Chrysanthemum yang mekar di tengah badai salju dan muncul sebagai kecantikan paling ideal. Sedang Helen ibarat mawar yang menawarkan kecantikan sekaligus bisa menimbulkan luka. Kecantikan tanpa kepribadian.
Kini menginjak tahun 2004, empat puluh tahun setelah Lee O-young menulis essaynya. Defenisi kecantikan di mata orang Korea ternyata telah mengalami pergeseran. Kecantikan ideal tidak lagi berada pada titik keseimbangan moralitas (inner beauty) dan kenyataan (physical beauty). Saat ini, penilaian berlebihan pada kecantikan fisik telah sampai pada titik kritis.
Kecantikan hanya diartikan memiliki rupa yang cantik (eoljjang) atau bentuk badan yang ideal (momjjang). Syndrome ini telah mendorong banyak wanita untuk merubah penampilannya dengan cara apapun, termasuk dengan cosmetic surgery. Dorongan untuk melakukan operasi plastik tersebut lebih diperparah dengan fakta bahwa hampir 79% wanita Korea (responden) tidak puas dengan penampilan mereka, bahkan 32%-nya lagi mengalami diskriminasi sosial menyangkut penampilan mereka ketika mencari kerja atau bahkan ketika kencan dengan pasangannya (The Korean Herald, March 9, 2004).
Obsesi untuk menjadi cantik sepertinya telah menjadi sebuah bencana. Trend ini lebih mendekati sebuah gejala penyakit mental masyarakat. Pernah membayangkan konsekuensi dari semua itu? Konsekuensi yang timbul dari beratnya beban untuk menjadi cantik? Sebuah kisah nyata terjadi baru-baru ini. Seorang gadis berusia 25 tahun di salah satu kota di selatan Korea lebih memilih terjun bebas dari apartemennya hanya karena harapannya untuk cantik dengan operasi plastik tidak terpenuhi. Menurut hasil survey, rata-rata sekitar 1.5 juta won per bulan dikeluarkan oleh satu orang wanita Korea untuk sekedar tampil cantik atau menarik. Nilai yang setara dengan separuh dari penghasilan pekerja yang cukup mapan di Korea.
Sebesar itukah harga sebuah kecantikan?
Mungkin pendapat seorang psikolog bisa menjadi bahan sebuah perenungan.
Though you don't have a pretty face, you may have a lot of other abilities. You must find them out and develop them. You must know facial beauty is not the most important thing in your life.
Seoul, April 7, 2004 (usai Pemilu)
(ditulis selama memantau Pemilu......efek samping dari kegiatan "mantau" kali ye......hahahaha. Special thanks to mba' Loeloe......atas editannya ~~)
Koreans look at beauty different from Westerners who think of beauty only as beauty. To as, morality and realistic consciousness are contained in beauty. The characteristic of nature of Korean beauty is the combination of Morality and Beauty.
Itulah penuturan Lee O-young, mantan Menteri Kebudayaan Korea, dalam sebuah essaynya (Ch'unhyang and Helen, 1963) ketika mengkomparasikan kecantikan Ch'unhyang dan Helen. Dua wanita dari dua kutub dunia yang berbeda, Timur dan Barat.
Ingat atau sudah nonton film layar lebar anyar berjudul Troy? Film tentang kisah klasik Yunani, Perang Troya, akan mengingatkan kembali pada kecantikan Helen. Perebutan si cantik jelita Helen menyebabkan pertumpahan darah selama 10 tahun. Helen sendiri hidup bermegah-megahan dengan orang yang merebutnya, sementara suaminya mengorbankan ratusan nyawa untuk mendapatkannya kembali. Bagi orang Korea, kecantikan Helen adalah kecantikan yang tidak dilandasi dengan moralitas.
Dalam kisah klasik Korea, adalah Ch'unhyang yang cantik yang lebih memilih dipermalukan bahkan dieksekusi daripada jatuh kepelukan Gubernur Pyon Hak-to. Loyalitas Ch'unhyang pada suaminya dan kerelaannya mati untuk mencegah berlanjutnya pertumpahan darah antara suaminya dan sang gubernur menunjukkan kecantikan Ch'unhyang yang disertai moralitas yang tinggi.
Sungguh dua kisah yang kontradiktif. Ch'unhyang ibarat bunga Chrysanthemum yang mekar di tengah badai salju dan muncul sebagai kecantikan paling ideal. Sedang Helen ibarat mawar yang menawarkan kecantikan sekaligus bisa menimbulkan luka. Kecantikan tanpa kepribadian.
Kini menginjak tahun 2004, empat puluh tahun setelah Lee O-young menulis essaynya. Defenisi kecantikan di mata orang Korea ternyata telah mengalami pergeseran. Kecantikan ideal tidak lagi berada pada titik keseimbangan moralitas (inner beauty) dan kenyataan (physical beauty). Saat ini, penilaian berlebihan pada kecantikan fisik telah sampai pada titik kritis.
Kecantikan hanya diartikan memiliki rupa yang cantik (eoljjang) atau bentuk badan yang ideal (momjjang). Syndrome ini telah mendorong banyak wanita untuk merubah penampilannya dengan cara apapun, termasuk dengan cosmetic surgery. Dorongan untuk melakukan operasi plastik tersebut lebih diperparah dengan fakta bahwa hampir 79% wanita Korea (responden) tidak puas dengan penampilan mereka, bahkan 32%-nya lagi mengalami diskriminasi sosial menyangkut penampilan mereka ketika mencari kerja atau bahkan ketika kencan dengan pasangannya (The Korean Herald, March 9, 2004).
Obsesi untuk menjadi cantik sepertinya telah menjadi sebuah bencana. Trend ini lebih mendekati sebuah gejala penyakit mental masyarakat. Pernah membayangkan konsekuensi dari semua itu? Konsekuensi yang timbul dari beratnya beban untuk menjadi cantik? Sebuah kisah nyata terjadi baru-baru ini. Seorang gadis berusia 25 tahun di salah satu kota di selatan Korea lebih memilih terjun bebas dari apartemennya hanya karena harapannya untuk cantik dengan operasi plastik tidak terpenuhi. Menurut hasil survey, rata-rata sekitar 1.5 juta won per bulan dikeluarkan oleh satu orang wanita Korea untuk sekedar tampil cantik atau menarik. Nilai yang setara dengan separuh dari penghasilan pekerja yang cukup mapan di Korea.
Sebesar itukah harga sebuah kecantikan?
Mungkin pendapat seorang psikolog bisa menjadi bahan sebuah perenungan.
Though you don't have a pretty face, you may have a lot of other abilities. You must find them out and develop them. You must know facial beauty is not the most important thing in your life.
Seoul, April 7, 2004 (usai Pemilu)
(ditulis selama memantau Pemilu......efek samping dari kegiatan "mantau" kali ye......hahahaha. Special thanks to mba' Loeloe......atas editannya ~~)
Tuesday, April 06, 2004
Pemilu Oh Pemilu...
Pemilu Oh Pemilu...
Pemilu......pemilihan umum...
...pembelajaran politik...
hak demokrasi......money politic...
...politikus busuk......beda...
dan banyak lagi......penuh warna...
Namun...
Sampai hari ini......pun kelak...
masih tersisa tanya...
Adakah jaminan hak ini 'tuk tak diselewengkan?
Masihkah ada wakil rakyat yang dapat dipercaya?
Akankah mars Pemilu ini akan terus lantang berkumandang?
......atau kian sumbang?
Entahlah...
Jalan masih panjang......ke puncak cahaya abadi...
...dimana kelak cahaya demokrasi akan terus memancarkan sinarnya...
Have you ever think how one choice can change your life?
(Mystic River)
ny.c
--------------------------------------------------------------------------------------------------
Mantau nih....!
Senin 0505 - 14.00 pm
+ Ndy, ada dimana?
* Lagi di Sindorim......mantau TPS sini...
+ O...gimana? Banyak?
* Lumayan...udah lebih 20-an orang.
* Di sana gimana, Pak?
+ Yaa...sejak dibuka tadi pagi...baru 1 orang yang datang, Ndy..
* Hahh ??!!
nih orang pada kemana sih?? pada niat milih ga sih?? masa' dari 700-an pemilih......yang nongol cuma 62 orang??!! Dah ditungguin dari pagi juga......
(Jadi pemantau tuh ternyata cape' juga......bukan cape' nunggu. tapi cape' bantuin panitia nge-lipat kertas suara yang se-gede koran 'ntuh......hehehe......~~)
Pemilu......pemilihan umum...
...pembelajaran politik...
hak demokrasi......money politic...
...politikus busuk......beda...
dan banyak lagi......penuh warna...
Namun...
Sampai hari ini......pun kelak...
masih tersisa tanya...
Adakah jaminan hak ini 'tuk tak diselewengkan?
Masihkah ada wakil rakyat yang dapat dipercaya?
Akankah mars Pemilu ini akan terus lantang berkumandang?
......atau kian sumbang?
Entahlah...
Jalan masih panjang......ke puncak cahaya abadi...
...dimana kelak cahaya demokrasi akan terus memancarkan sinarnya...
Have you ever think how one choice can change your life?
(Mystic River)
ny.c
--------------------------------------------------------------------------------------------------
Mantau nih....!
Senin 0505 - 14.00 pm
+ Ndy, ada dimana?
* Lagi di Sindorim......mantau TPS sini...
+ O...gimana? Banyak?
* Lumayan...udah lebih 20-an orang.
* Di sana gimana, Pak?
+ Yaa...sejak dibuka tadi pagi...baru 1 orang yang datang, Ndy..
* Hahh ??!!
nih orang pada kemana sih?? pada niat milih ga sih?? masa' dari 700-an pemilih......yang nongol cuma 62 orang??!! Dah ditungguin dari pagi juga......
(Jadi pemantau tuh ternyata cape' juga......bukan cape' nunggu. tapi cape' bantuin panitia nge-lipat kertas suara yang se-gede koran 'ntuh......hehehe......~~)
Saturday, April 03, 2004
Ngerjain Tugas + Chatting = Kacauuuuu.........!!!!!!
Ngerjain Tugas + Chatting = Kacauuuuu.........!!!!!!
* Andy...it's good that you came back.
+ Yes...what's wrong?
* What did you do with our presentation file?
+ mmm...what's wrong with that?
* Kosal sent me that file this morning...
* Look...the title is for exercise 7.3...
* and this table......where did you get it?
+ ...from exercise 7.2...
* How come??? We'll just present exercise 7.1...
* Why did you mix all these exercises???
+ What?????!!!!!
(kacau...presentasi kelompok yang aku buat, banyak yang salah. Tumben.........'ga biasanya. Kayak gini nih kalo' ngerjain tugas sambil chatting......'ga konsen. hayooo......yang kamis sore kemaren ngajak chatting......ngacung??!!! ~~)
* Andy...it's good that you came back.
+ Yes...what's wrong?
* What did you do with our presentation file?
+ mmm...what's wrong with that?
* Kosal sent me that file this morning...
* Look...the title is for exercise 7.3...
* and this table......where did you get it?
+ ...from exercise 7.2...
* How come??? We'll just present exercise 7.1...
* Why did you mix all these exercises???
+ What?????!!!!!
(kacau...presentasi kelompok yang aku buat, banyak yang salah. Tumben.........'ga biasanya. Kayak gini nih kalo' ngerjain tugas sambil chatting......'ga konsen. hayooo......yang kamis sore kemaren ngajak chatting......ngacung??!!! ~~)
Thursday, April 01, 2004
To My Wonderful Friends in Korea
To My Wonderful Friends in Korea
Thank you for filling me with joy and gladness in my heart...
...while I was here in Korea!
You are my Family!
I felt your authentic love and concern.
While Korea continues to be your transient home,
...stay close in spirit with each other,
...edify one another, care for one another,
...serve each other, bearing one another's burden,
...comforting each other and praying for each other.
I know how tough studying in a foreign land with language, culture barriers...
...continue with your hard work, patience and endurance...
but always seek for God's guidance, direction...
...and for good health to keep you going through.
He will crown you with great success!
Hope you won't forget your great Mom!
VC
Musim semi setahun yang lalu.........e-mail ini masih aku simpan di inbox acc-ku sampai saat ini. Email dari seorang sahabat dari negri yang berbeda, bagai seorang ibu bagi kami yang baru tiba di negri asing. Pertemuan yang singkat......tapi sangat memberi kesan.
Sampai saat ini......masih s'lalu teringat kebaikan dan nasihat-nasihatnya......keluh kesahnya tentang research project yang menyita banyak waktu, tentang kerinduan pada keluarga.........berbagi suka dan duka.
That's what friends are for......
Bukankah seperti itu arti seorang sahabat, s'lalu ada ketika dibutuhkan, s'lalu menopang ketika kau lemah, yang s'lalu mengingatkan ketika kau lalai, yang bersedia membagi waktunya, menampung keluh kesahmu, yang menerimamu apa adanya.........
Sungguh......alangkah naifnya ketika seorang berkata "Tiada sahabat yang abadi, kecuali kepentingan di dalamnya. Bagiku......SAHABAT ibarat bola kaca yang akan s'lalu kujaga agar tetap utuh...
(Kacau.....harusnya aku 'ga buat presentasi lagi 'tuk Selasa depan. Senin kan harus bantuin jadi pemantau PEMILU......dan "PEMILU" yang satu juga dah harus mulai.........pusiiiiinnnggggg!!!!!)
Thank you for filling me with joy and gladness in my heart...
...while I was here in Korea!
You are my Family!
I felt your authentic love and concern.
While Korea continues to be your transient home,
...stay close in spirit with each other,
...edify one another, care for one another,
...serve each other, bearing one another's burden,
...comforting each other and praying for each other.
I know how tough studying in a foreign land with language, culture barriers...
...continue with your hard work, patience and endurance...
but always seek for God's guidance, direction...
...and for good health to keep you going through.
He will crown you with great success!
Hope you won't forget your great Mom!
VC
Musim semi setahun yang lalu.........e-mail ini masih aku simpan di inbox acc-ku sampai saat ini. Email dari seorang sahabat dari negri yang berbeda, bagai seorang ibu bagi kami yang baru tiba di negri asing. Pertemuan yang singkat......tapi sangat memberi kesan.
Sampai saat ini......masih s'lalu teringat kebaikan dan nasihat-nasihatnya......keluh kesahnya tentang research project yang menyita banyak waktu, tentang kerinduan pada keluarga.........berbagi suka dan duka.
That's what friends are for......
Bukankah seperti itu arti seorang sahabat, s'lalu ada ketika dibutuhkan, s'lalu menopang ketika kau lemah, yang s'lalu mengingatkan ketika kau lalai, yang bersedia membagi waktunya, menampung keluh kesahmu, yang menerimamu apa adanya.........
Sungguh......alangkah naifnya ketika seorang berkata "Tiada sahabat yang abadi, kecuali kepentingan di dalamnya. Bagiku......SAHABAT ibarat bola kaca yang akan s'lalu kujaga agar tetap utuh...
(Kacau.....harusnya aku 'ga buat presentasi lagi 'tuk Selasa depan. Senin kan harus bantuin jadi pemantau PEMILU......dan "PEMILU" yang satu juga dah harus mulai.........pusiiiiinnnggggg!!!!!)
Wednesday, March 31, 2004
What's with Andy?
What's with Andy?
Setelah kota hujan Bogor (yang gerah dan macet), kini Seoul.........dan entah kemana selanjutnya. Beribu kilometer dari rumah 'tuk mencari sesuatu yang baru......dan menggapai mimpi......
Seperti halnya elang yang s'lalu kembali ke sarang.........meski kepakkan sayap sejauh batas cakrawala. Suatu saat.........aku pasti pulang.
(hiks......puitis amat ya??!!! Kata teman, puitis tandanya kasmaran......'ga juga tuh. Masih males nulis yang berat-berat, kalo ini kan cukup pake' hati. hehehehe...... Lagi pusing mikirin PEMILU ~ PEnelitian yang meMILUkan.)
xo HY.C ox
Setelah kota hujan Bogor (yang gerah dan macet), kini Seoul.........dan entah kemana selanjutnya. Beribu kilometer dari rumah 'tuk mencari sesuatu yang baru......dan menggapai mimpi......
Seperti halnya elang yang s'lalu kembali ke sarang.........meski kepakkan sayap sejauh batas cakrawala. Suatu saat.........aku pasti pulang.
(hiks......puitis amat ya??!!! Kata teman, puitis tandanya kasmaran......'ga juga tuh. Masih males nulis yang berat-berat, kalo ini kan cukup pake' hati. hehehehe...... Lagi pusing mikirin PEMILU ~ PEnelitian yang meMILUkan.)
xo HY.C ox
Tuesday, March 30, 2004
Village of Lost
Village of Lost
Setelah sekian lama......
......dan atas kebaikan hati seorang "sahabat"
Akhirnya......
Kuteguhkan hati 'tuk berlabuh di sini......
~~~~~ Village of Lost ~~~~~
Terinspirasi dari sebuah signpost......
"The Signpost to The Village of Lost (Lost Farm) in Aberdeenshire, Scotland"
Semoga......
......bisa memberi warna......
Dan semoga......
......selalu tersesat di jalan yang Benar......
(Guys...I'm comin', better late than never......~~)
Setelah sekian lama......
......dan atas kebaikan hati seorang "sahabat"
Akhirnya......
Kuteguhkan hati 'tuk berlabuh di sini......
~~~~~ Village of Lost ~~~~~
Terinspirasi dari sebuah signpost......
"The Signpost to The Village of Lost (Lost Farm) in Aberdeenshire, Scotland"
Semoga......
......bisa memberi warna......
Dan semoga......
......selalu tersesat di jalan yang Benar......
(Guys...I'm comin', better late than never......~~)
Subscribe to:
Posts (Atom)